Hubungan Bahasa dan Religiositas
Bahasa dengan religiositas juga saling berhubungan,
baik bahasa terhadap agama maupun religi terhadap bahasa. Religi atau agama
seseorang dapat diketahui dengan bahasa yang digunakannya. Sama halnya dengan
etnik tadi, bahasa yang digunakan oleh sesorang juga dapat menjadi ciri pembeda,
ciri penganal, dan juga menjadi identitas dari agama yang dianutnya. Tidak
hanya itu, bahasa yang diungkapkan oleh sesorang juga dapat menunjukkan tingkat
atau taraf pemahaman seseorang terhadap agama. Beberapa hal lain yang dapat
menunjukkan hubungan bahasa dan agama dijelaskan oleh Ratna (2013) yaitu bahasa
menjadi sarana pengungkapan religi atau yang berkaitan dengan agama, bahasa
juga dapat memunculkan variasi bahasa agama seperti bahasa latin gereja, dan
sebagainya.
Contoh hubungan
bahasa dengan religiositas yaitu ketika seseorang sering menggunakan ungkapan
yang berkaitan dengan agama maka dapat diketahui agama yang dianut oleh orang
tersebut. Tetapi ketika orang tersebut selalu berbicara atau apapun yang
dibicarakan selalu menyangkutpautkannya dengan agama, dan seberapa sering orang
tersebut berbicara tentang agama berarti itu menunjukkan tingkat atau taraf
pemahamannya terhadap agama. Misalanya, orang yang sering mengungkapkan kata Alhamdulillah, Astagfirullah, berarti
orang tersebut beragama Islam, tetapi ketika orang itu berbicara dan sering
menyangkutkan bahan pembicaraannya dengan agama, itu menunjukkan bahwa orang
itu memiliki pemahaman yang mendalam terhadap agama Islam. Begitupun dengan
bahasa yang diungkapkan oleh orang yang beragama Hindu, Budha, Kristen
Khatolik, dan Kristen Protestan. Tidak hanya itu, efek agama terhadap bahasa
juga terlihat pada beberapa topik penelitian seperti topik-topik penelitian
yang memungkinkan misalnya pengaruh agama terhadap pemilihan bahasa, pemeliharaan
bahasa (language maintenance) juga kosakata-kosakata serapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar