Perbedaan Bahasa Anak-anak, remaja, dan Orang Dewasa Beserta Contohnya
Variasi
pengguna bahasa ditinjau dari segi usia dapat dilihat dari rentang kanak-kanak,
remaja, dan dewasa (Sumarsono, 2008: 135). Perbedaan usia
menyebabkan terjadinya perbedaan bahasa karena memberikan perbedaan atas
kelompok masyarakat tersebut.
a a. Bahasa
anak-anak
Bahasa pada anak-anak juga berkaitan dengan tahap
pemerolehan bahasa pada anak itu. Bahasa yang pertama dipelajari dan dikuasai
oleh anak adalah bahasa ibunya karena bahasa apapun yang digunakan oleh ibunya,
anak akan selalu mendengar, tidak hanya setelah lahir, namun juga sebelum
lahir. Seorang anak tidak langsung dapat berbahasa dengan baik seperti setelah
dewasa, melainkan ada beberapa tahap yang harus dilaluinya. Anak mulai
berbicara pada usia kurang lebih 18 bulan. Tahap awal adalah tahap vokalisasi
yaitu anak sudah mulai menghasilkan bunyi tetapi belum diidentifikasi sebagai
bunyi bahasa. Prabahasa, anak sudah mulai menghasilkan bunyi yaitu bunyi dekur
seperti konsonan dan vokal tinggi, anak juga sudah mengahasilkan celoteh untuk
suku kata seperti ma [mama] dan
pa [papa]. Semakin beranjak umur anak tersebut, anak sudah mulai
menghasilkan satu kata yang berkaitan dengan aktivitas dan lingkungannya.
Semakin berproses lebih lanjut, anak sudah mulai mengahsilkan tuturan dalam dua
kata ketika berumur 18-20 bulan.
Bahasa yang digunakan oleh anak lebih tidak baku,
dan juga menghilangkan fungtor atau
kata tugas, kata-kata yang tetap dipertahankan oleh anak adalah kata-kata yang
tergolong kontentif atau kata penuh. Penghilangan
yang dilakukan oleh anak dianggap sebagai suatu strategi menguasai kaidah tata
bahasa berikutnya. Ketika anak sudah berusia 2-3 tahun sudah dapat
mengahasilkan ujaran yang telegrafis sebagai awal perkembangan ujaran untuk
menyerupai ujaran orang dewasa. Namun, ketika anak berusia 7 tahun yang
menandakan bahwa anak harus memulai kehidupan dan pemerolehan bahasa secara
lebih kompleks di lingkungan sekolah, dapat menyulitkan anak untuk mempelajari
struktur bahasa apabila B1 dan B2 yang menjadi pengantar di sekolah itu
berbeda. Tetapi itu hanya bersifat sementara karena lambat laun anak akan terbiasa.
Contoh
bahasa anak-anak,
Bahasa yang digunakan oleh anak-anak jauh berbeda
dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang umurnya di atas mereka. Bahasa
anak-anak memberlakukan penghilangan fungtor atau kata tugas tadi karena
penyederhanaan. Di samping itu, bahasa yang mereka gunakan tetap berkaitan
dengan aktivitas yang mereka lakukan, bermain, kegemaran mereka. Misalnya
ketika bermain boneka, anak akan berkata, ‘Saya cantik’, ketika anak merasa
lapar, anak hanya berkata ‘mama makan’, nah Ibunya sudah memahami bahwa anaknya
itu lapar.
b. Bahasa
remaja
Bahasa remaja berkaitan dengan masa remaja yang
merupakan masa atau kehidupan manusia yang mengesankan bahkan tidak terlupakan.
Bahasa yang digunakan oleh remaja tidak sedikit merupakan bahasa yang mereka produksi
sendiri, karena anak sudah mulai mengenal apa yang sebelumnya mereka tidak
ketahui, remaja selalu ingin mencoba pengalaman-pengalaman yang belum pernah mereka
lakukan, membentuk kelompok-kelompok tertentu, berpetualang, dan juga
lingkungan tempat mereka beraktivitas. Dari kesemuanya itu dapat menciptakan
bahasa-bahasa tertentu yang berkaitan dengan kelompoknya, tetapi tidak terlepas
dari bahasa yang mereka kuasai sebelumnya. Mereka menganggap bahwa bahasa
mereka hanya berlaku untuk kelompoknya sehingga itu bersifat rahasia, hanya
orang-orang yang tergabung dalam kelompok mereka yang mengerti.
Contoh
bahasa remaja
Bentuk bahasa remaja yang mereka sepakati, yaitu
penyisipan konsonan vokal dalam kata yang dipakai yang diletakkan di belakang
setiap suku kata, vokal yang di belakang sesuai dengan vokal suku kata yang
disisipi, misalnya kata mati
disisipin (ma+va+ti+vi) yang jadinya mavativi.
Selanjutnya, penggantian suku akhir dengan –sye,
suka kata terakhir dihilangkan dan yang diambil hanya suku pertama kemudian
ditambahkan –sye, misalnya kata kunci dihilangkan suku terakhirnya
menjadi kunsye. Tidak hanya itu,
bahasa yang mereka ciptakan juga dapat berupa kata yang hanya mebalik kata
tersebut atau membacanya dari belakang, misalnya kata tampan dibalik menjadi nampat.
c. Bahasa
orang dewasa
Bahasa orang dewasa lebih kompleks dan lebih
terstruktur sebagaimana bahasa yang telah diperoleh atau dipelajari sebelumnya.
Orang dewasa sudah dapat bercerita dengan lebih panjang, sudah mampu mengolah
kata dan memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam pergaulan.
Pengetahuan akan bahasanya lebih banyak, istilah-istilah yang digunakanpun
berbeda dengan remaja karena lebih berkaitan dengan aspek kehidungan,
aktivitas, dan juga profesi.
Contoh
bahasa orang dewasa
Orang dewasa
beraktivitas di rumah dia sudah mampu menyesuaikan pembicaraan yang dilakukan
dengan keluarga dan tidak membawa urusan kantor atau berkaitan dengan
profesinya. Tidak hanya itu, bahasa orang dewasa yang lebih berbobot dan
terstruktur, menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga terkadang bahasa
orang dewasa dapat menjadi contoh untuk orang lain.
Sumarsono. 2008. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA.