Kamis, 04 Desember 2014

Bagian-bagian Surat


a.       Kepala surat
Kepala surat di tempatkan pada bagian paling atas. Bagian yang terdapat pada kepala surat; nama kantor/jawatan/perusahaan, dan sebagainya, alamat, nomor telepon, nomor kotak pos (jika ada), nama alamat kawat (jika ada), dan faksimile (jika ada). Kepala surat merupakan bagian yang terpenting karena identitas pengirim surat.
b.      Tanggal surat
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan mengenai tanggal surat ini. Tanggal surat diketik sebelah kiri atas, nama tempat tidak perlu dicantumkan karena sudah tercantum pada kepala surat, kecuali surat yang tidak memiliki kepala surat. Nama bulan tidak boleh disingkat harus ditulis dengan huruf secara lengkap dan tahun juga harus dituliskan secara lengkap, tidak boleh dua angka terakhir saja. Tidak hanya itu, tanggal surat juga tidak boleh dibubuhi tanda titik di belakangnya. Tanggal surat harus dituliskan saat ingin mengirim surat karena menunjukkan kapan surat itu dikirimkan, bukan kapan surat itu dibuat.
c.       Nomor surat
Penempatan nomor surat diketik selurus dengan tanggal surat. Beberapa hal yang harus ada dalam nomor surat, yaitu nomor urut surat yang dikirim, kode, dan tahun.
d.      Lampiran (lamp.)
Lampiran surat menunjukkan penjelasan tambahan dari isi surat karena melampirkan berarti menyertakan sesuatu. Apabila terdapat beberapa helai yang akan dilampirkan, jumlah lampiran tersebut dituliskan dengan huruf, bukan angka. Jika tidak ada yang dilampirkan, maka kata lampiran tidak perlu dituliskan.  
e.       Hal/perihal
Bagian ini menunjukkan secara ringkas isi yang ingin disampaikan dari surat tersebut sehingga pembaca dapat dengan cepat menangkap maksud yang ingin disampaikan melalui surat tersebut. Nomor surat, lampiran surat, dan hal/perihal dituliskan secara berderet.
f.       Alamat surat
Alamat surat terbagi atas dua bagian:
1)  Alamat dalam yaitu alamat yang tercantum pada helai surat. Ada beberapa ketentuan berkaitan dengan alamat surat bagian dalam ini:
a)     Nama orang atau nama jabatan
Yang harus diperhatikan dalam penulisan nama orang/jabatan yaitu, nama orang/jabatan pada huruf awal ditulis dengan huruf kapital, ditulis secara cermat dan lengkap, jangan disingkat atau diubah ejaannya. Di depan nama orang/jabatan dituliskan dengan ungkapan yang terhormat (disingkat Yth.). kata kepada tidak perlu dituliskan sebab tanpa kepada sudah jelas kepada siapa surat itu ditujukan. Kata sapaan Saudara (Sdr.), Bapak, atau Ibu digunakan di depan nama orang, tetapi kata sapaan itu tidak perlu dituliskan jika diikuti nama jabatan (Rektor, Dekan, Kepala, Direktur, dsb.). Surat hendaknya dialamatkan kepada pejabatnya, bukan nama kantornya. Jika pejabat itu tidak diketahui dengan pasti namanya, dapat dipakai sebutan kepala atau pemimpin (bukan pimpinan).
b)     Nama jalan dan nomor rumah/gedung
Nama jalan tidak boleh disingkat, melainkan ditulis lengkap.
c)      Nama kota
Nama kota dituliskan secara langsung, tidak di dahului kata depan di, hanya huruf awal yang ditulis dengan huruf kapital, bukan keseluruhan, dan tidak menggunakan tanda baca pada akhir.
2)    Alamat luar yaitu alamat yang dituliskan pada amplop surat. Adapun bagian-bagiannya adalah:
a)    Nama orang/jabatan
b)    Nama instansi
c)   Nama jalan/gang/nomor rumah bangunan
d)    Nama kota dan nomor kode pos
g.      Salam pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat kepada pembaca. Salam pembuka yang biasa digunakan ialah Dengan hormat, (tidak disingkat), sedangkan salam pembuka Assalamualaikum W. W. dipakai secara khusus antara kantor/lembaga yang bersangkut-paut dengan agama Islam. Di belakang salam pembuka selalu dibubuhkan tanda koma (,).
h.      Isi surat
Isi surat merupakan tubuh surat, yang terkadang terdiri dari tiga bagian yaitu: pembukaan yang berguna untuk mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat, isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca, dan penutup surat yang merupakan kesimpulan sebagai kunci isi surat yang juga berisi ucapan terima kasih terhadap semua hal yang dikemukakan dalam isi surat dan situlis secara singkat dan jelas. Tubuh surat juga biasa terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pembuka dan isi yang sesungguhnya digabungkan.
i.        Salam penutup
Bagian terpenting dari salam penutup ini, terdiri atas:
1)      Nama jabatan (Rektor, Dekan, Kepala, Direktur, dsb.)
2)      Tanda tangan
3)      Nama terang
4)      NIP
Cap tanda tangan digunakan apabila surat tersebut dibuat dalam jumlah banyak. Cap tanda tangan tidak boleh digunakan untuk pembubuhan tanda tangan yang sifatnya penting atau berharga.
j.  Tembusan
Tembusan dibuat jika isi surat yang dikirimkan perlu diketahui oleh pihak lain yang memiliki       hubungan.Tembusan ini dituliskan selurus dengan nomor, lampiran, dan hal/perihal. Nomor terakhir tembusan tidak perlu dituliskan Arsip/Pertinggal sebab setiap kali mengetik surat pasti ada yang tinggal dan itulah yang menjadi arsip. Tujuan tembusan langsung dituliskan tidak bertele-tele dan disusun berdasarkan urutan tingkat jabatan instansi yang bersangkutan.

Soedjito & Solchan Tw. 2014. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung. Remaja   Rosdakarya. 

Tulisan ini merupakan bagian yang saya ajukan dalam pembentukan Perpustakaan Awardee LPDP untuk kelengkapan Pokja Data dan Administrasi tentang surat-menyurat. 

Kamis, 27 November 2014

Menulis untuk Mengingat

Saya memilih menulis untuk mengingat. Saya mendukung pernyataan bahwa beberapa orang berbakat menyimpan informasi atau pesan di dalam pikiran mereka, tetapi orang-orang berbakat itu tetap memiliki keterbatasan informasi yang dapat mereka simpan atau dapat mereka ingat kembali. Informasi yang mereka dapat ingat tidak sama atau tidak selengkap ketika mereka tulis dan dapat menyebabkan salah ingat. Menulis membantu untuk menyimpan informasi dengan baik. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan atau pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan rangkaian kata yang tersusun rapi. Selain itu, informasi yang kita tulis juga dapat diketahui oleh orang lain dengan membaca tulisan kita. Sesuai dengan pengertian  menulis  yang dikemukakan oleh Sumarjo (dalam Komaidi, 2011: 5)  bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan pikiran atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Booth, dkk. (2008: 14) menyatakan bahwa ketika kita tidak membuat catatan pada apa yang Anda baca, Anda akan cenderung untuk lupa atau lebih buruk lagi, salah ingat. Menurut saya, pernyataan itu benar, karena salah satu kelemahan manusia adalah mengingat. Dan sifat dasar manusia adalah pelupa. Sebagai contoh, ketika kita membaca sebuah buku, informasi yang disampaikan dari buku tersebut belum tentu akan kita ingat dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu menuliskannya untuk membantu kita agar tidak lupa atau salah ingat. Penyebab kita sering lupa adalah karena keterbatasan memori otak kita untuk mengingat dan juga beberapa kata baru yang sulit untuk diingat sehingga mengharuskan kita untuk menulisnya.  
Manusia tidak dapat mengingat secara tepat dan lengkap seperti apa adanya, sehingga terkadang informasi yang tersampaikan akan berbeda. Sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa ingatan manusia itu terbatas. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkannya, sebagaimana dikemukakan oleh Walgito (2004: 155) bahwa penyebabnya adalah cara memasukkan informasi tersebut kurang tepat, ada kecerobohan pada waktu mempersepsi atau pada waktu belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dapat pula karena retensi yang kurang baik, dan dapat juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali ingatan itu.
Selain karena memory seseorang terbatas, ingatan itu juga dipengaruhi oleh kata itu sendiri yang sulit untuk diingat. Kriteria kata yang sulit diingat itu adalah kata tersebut merupakan hal baru yang kita dengarkan, penyebab lain karena kata tersebut merupakan gugus konsonan atau dengan kata lain, kata tersebut terdiri dari beberapa konsonan yang berderet sehingga untuk menyebutnya saja susah apalagi untuk mengingatnya. Tidak hanya itu, kata tersebut termasuk sulit karena baru didengar atau asing sehingga harus ditulis untuk membantu mengingat kata tersebut.
Dari beberapa hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tulisan dapat membantu kita mengingat. Sebagaimana salah satu manfaat menulis yang dikemukakan oleh Pennabaker (dalam Komaidi, 2011: 10) bahwa menulis membantu mengingat dan mendapatkan informasi baru sehingga dapat diinformasikan kepada orang lain secara lebih luas. Aktifitas menulis dapat melatih penulis untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis sehingga memudahkan penulis menyampaikan pendapat atau pemikiran kepada orang lain. sehingga kekeliruan yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Demikian pula, jika hari ini kita memiliki ide tantang sesuatu , maka kita perlu menuliskannya, apabila kita membutuhkannya suatu hari nanti. Sehingga informasi yang lama masih tetap dapat tersampaikan dengan baik. Ingatan berkaitan dengan learning, retention, dan remembering sehingga kita tidak hanya memasukkannya begitu saja ke dalam ingatan kita tanpa memperhatikan bagaimana kita menimbulkannya kembali, sehingga menurut saya yang lebih efektif adalah dengan menuliskannya. Menulis dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, sehingga menulis harus dibiasakan dari sekarang karena apapun dapat ditulis.

Booth, dkk. 2008. The Graft of Research. London: The University of Chicago Press.
Komaidi, Didik. 2011. Menulis Kreatif. Yogyakarta: Sabda Media.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Kamis, 20 November 2014

ANALISIS BAHASA AINU DAN BAHASA BASQUE

ANALISIS BAHASA AINU DAN BAHASA BASQUE
SHIRO HATTORI

A.    Pendahuluan
Belahan bumi ini sangat luas, salah satu yang menunjukkan keluasan itu adalah terdapatnya ribuan bahasa bahkan jutaan. Setiap daerah yang ada di dunia ini juga memiliki bahasa yang berbeda. Untuk mendeteksi kekerabatan antarbahasa yang ada di dunia ini yaitu dengan teknik leksikostatistik yang terdapat dalam Linguistik Historis Komparatif.
Dalam buku Linguistik Historis Komparatif (Teori, Metode, Pendekatan, dan Tekniknya) karangan Fernandez (2013: 1 & 7) dijelaskan bahwa Linguistik Historis Komparatif (Historical Comparative Linguistics) seringkali dikenal juga dengan Linguistik Diakronis (Diachronic Linguistics), dalam Linguistik Indonesia diterjemahkan sebagai “Linguistik Bandingan Historis”. Masih menurut Fernandez yang menjelaskan tentang objek kajian Linguistik Komparatif adalah data-data bahasa sekerabat yang digunakan penuturnya yaitu bahasa dalam pengertian yang khusus (langue) dan bahasa khusus yang dimaksud adalah bahasa alami yang tercipta dari bunyi bahasa yang dituturkan oleh alat ucap dan ditangkap oleh alat pendengar. Bidang kajian linguistic tersebut yang dibandingkan adalah data dari dua bahasa yang sekerabat yang hidup baik pada masa sekarang dan hubungannya yang relevan dengan masa lampau dalam relasi kekerabatan dari rumpun bahasa yang sama. Fernandez mengasumsikan bahwa bahasa-bahasa berkerabat tersebut pada dasarnya berasal dari bahasa asal yang semula sama dan dalam perkembangannya berubah memencar menjadi bahasa-bahasa yang berbeda. Dalam kajian Linguistik Komparatif tersebut, metode yang digunakan yaitu metode komparatif.
Sementara itu, Verhaar (dalam Fernandez, 2003: 3) mengemukakan bahwa Linguistik Komparatif merupakan bagian yang integral dari suatu entitas kajian ilmiah di bidang linguistic yang mengkaji tentang bahasa dan hakikatnya. Sedangkan menurut Gorys Keraf (1984: 22) Linguistik Bandingan Historis adalah suatu cabang dari ilmu bahasa yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut. Lanjut Keraf bahwa juga mempelajari data-data dari suatu bahasa atau lebih, sekurang-kurangnya dalam dua periode. Data-data dari suatu bahasa dari dua periode atau lebih itu diperbandingkan secara cermat untuk memperoleh kaidah-kaidah perubahan yang terjadi dalam bahasa itu.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Linguistik Historis Komparatif ini adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang bahasa terutama membandingkan data dari dua bahasa yang sekerabat atau memiliki relasi kekerabatan dari rumpun bahasa yang sama sekurang-kurangnya dalam dua periode atau dengan kata lain melebih satu kurun waktu. Tidak hanya itu, juga untuk mngetahui perkembangan dalam suatu bahasa. Serta sebab-sebab terjadinya perubahan, dan bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi.
Dari kesimpulan mengenai pengertian Linguistik Historis Komparatif tersebut dapat diketahui bahwa linguistik Historis Komparatif berperan penting dalam bidang linguistik karena dapat menunjukkan perkembangan dan perubahan terhadap suatu bahasa.
Dari kesimpulan mengenai hal tersebut sudah dapat diketahui bahwa tujuan dari Linguistik Historis Komparatif adalah untuk mengetahui relasi kekerabatan dari suatu bahasa. Tidak hanya itu juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan dari suatu bahasa. Gorys Keraf (1984: 23) menjelaskan tujuan dari Linguistik Bandingan Historis itu dengan sangat jalas. Menurutnya tujuan dari Linguistik Bandingan Historis terbagi 4, yaitu:
1.      mempersoalkan bahasa-bahasa yang serumpun dengan mengadakan perbandingan mengenai unsur-unsur yang menunjukkan kekerabatannya. Bidang-bidang yang digunakan untuk mengadakan perbandingan semacam itu adalah fonologi dan morfologi.
2.      Mengadakan rekonstruksi bahasa-bahasa yang ada dewasa ini kepada bahasa-bahasa purba (bahasa-bahasa proto) atau bahasa-bahasa yang menurunkan bahasa-bahasa kontemporer. Atau dengan kata lain, Linguistik Bandingan Historis berusaha menentukan bahasa proto yang menurunkan bahasa-bahasa modern.
3.      Mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa yang termasuk dalam suatu rumpun bahasa. Bahasa-bahasa yang termasuk dalam sutu rumpun yang sama belum tentu sama tingkat kekerabatannya atau sama tingkat kemiripannya satu sama lain.
4.      Linguistik Historis Komparatif juga berusaha untuk menemukan pusat-pusat penyebaran bahasa-bahasa proto (pusat penyebaran = Homeland = Centerof Gravity = Negara asal) dari bahasa-bahasa kerabat, serta menentukan gerak migrasi yang pernah terjadi.


B.     Bahasa Ainu dan Bahasa Basque
Menurut Prof. Shiro Hattori yang pernah melakukan penelitian terhadap bahasa Ainu dan bahasa Basque. Menurutnya, kedua bahasa tersebut memiliki relasi kekerabatan yang ditunjukkan oleh hasil penelitiannya, bahwa terdapat beberapa kata dalam bahasa Ainu dan bahasa Basque yang memiliki makna yang sama dan juga memiliki kemiripan dari segi bentuk katanya.
Penutur bahasa ini adalah suku Ainu yang tinggal di Hokkaido, Jepang, sertaSakhalin dan Kepulauan Kuril di Russia. Bahasa Ainu tidak memiliki hubungan dengan bahasa Jepang selain dari sejumlah kosakata yang dipinjam dari bahasa Jepang. Bahasa ini dulunya diajarkan secara turun temurun melalui tradisi lisan dan tidak memiliki bahasa tulisan. Bahasa Ainu pertama kali ditulis pada abad ke-16 oleh orang Eropa dengan memakai huruf Latin dan aksara Sirilik. Orang Jepang suku Yamato menulis bahasa Ainu dengan aksara kana.
Pada zaman Meiji, misionaris Inggris John Batchelor bersama peneliti bahasa Ainu Kyōsuke Kindaichi mulai mendokumentasikan bahasa Ainu. Pada awal abad ke-20, orang suku Ainu mulai menuliskan sendiri bahasa Ainu dengan memakai huruf Latin. Hingga kini tidak ada undang-undang yang menetapkan bahasa resmi di Jepang. Dalam Konferensi Penduduk Asli di Ainu Mosir 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan "Bahasa Ainu sebagai bahasa resmi, dan dalam rangka program wajib belajar, bahasa ini wajib diajarkan di sekolah. Populasi suku Ainu yang sangat sedikit menyebabkan bahasa Ainu dimasukkan ke dalam salah satu bahasa terancam punah. Menurut perkiraan tahun 1996, hanya ada 15 orang penutur fasih bahasa Ainu dari sekitar 15.000 orang suku Ainu. Menurut perkiraan yang lain, penutur asli bahasa Ainu yang terakhir di Kepulauan Kuril sudah meninggal dunia. DiSakhalin, penutur asli bahasa Ainu diperkirakan sudah punah. Orang yang dapat berbicara bahasa Ainu di Hokkaido hanya ada kurang dari 10 orang, dan mereka pun rata-rata sudah berusia di atas 80 tahun. UNESCO pada tahun 2009 memasukkan bahasa Ainu sebagai bahasa dalam keadaan kritis (critically endangered)
Basque (dalam Basque: Euskara) adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Basque yang mendiami Pyrenea di Utara-Tengah Spanyol dan bersebelahan kawasan Utara-Barat Perancis. Lebih khususnya, Basques yang mendudukiwilayah otonom Spanyol yang dikenal sebagai Negeri Basque (Euskadi), yang mempunyai kepentingan kebudayaan dan otonomi politik. Nama untuk bahasa dalam Basque Standar adalah euskara; bentuk dialek lain adalah euskera, eskuara dan üskara. Walaupun geografinya dikelilingi oleh bahasa Indo-Eropa, Basque dipercaya adalah bahasa terasing. Ia bukan bahasa Indo-Eropa. Demikian pula dengan asal usul bahasa mereka. Kebanyakan sarjana menganggap Basque sebagai bahasa yang terisolasi. Basque memang kemudian mengambil sejumlah kosa kata Latin, baik sebelum dan sesudah bahasa Latin di daerah itu berkembang menjadi bahasa Gascon (sebuah cabang dari bahasa Occitan) dan Roman Navarro. Bahasa Basque ditulis dengan menggunakan abjad Latin. Huruf khusus yang universal adalah ñ; kadang-kadang ç dan ü juga digunakan. Bahasa Basque tidak menggunakan c, q, v, w, y kecuali untuk kata-kata pinjaman; huruf-huruf ini tidak dianggap sebagai bagian dari abjad Basque.
Metode yang digunakan dalam menentukan tingkat kekerabatan bahasa yaitu metode komparatif. Metode komparatif ini adalah suatu metode yang membandingkan data dari dua bahasa yang sekerabat atau memiliki relasi kekerabatan dari bahasa yang serumpun dengan tujuan utama untuk mengamati perubahan bahasa tersebut. Metode komparatif ini memiliki teknik yang terkenal yaitu teknik leksikostatistik.

C.    Leksikostatistik 
1.      Pengertian leksikostatistik
Leksikostatistik menurut Keraf (1984: 121) adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistic, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Hal senada juga diungkapkan oleh Fernandez (2013: 42) bahwa leksikostatistik adalah teknik yang mampu menentukan peringkat kekerabatan antara dua bahasa atau lebih dengan membandingkan kosa kata dan menentukan peringkat kemiripan yang ada: suatu teknik untuk melakukan pengelompokan bahasa sekerabat.
2.      Asumsi Dasar Leksikostatistik
Leksikostatistik memiliki 4 dasar asumsi yang dijelaskan oleh Keraf (1984: 123) yaitu:
a.       Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya.
b.      Retensi atau ketahanan Kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa.
c.       Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.
d.      Bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahasa tersebut.
3.      Teknik Leksikostatistik
Teknik leksikostatistik ini dilakukan dengan beberapa langkah yang masih berdasar pada pemikiran Keraf (1984: 126). Berikut ini langkah-langkah tersebut:
a.       mengumpulkan kosa kata dasar bahasa sekerabat;
b.      menetapkan pasangan-pasangan mana dari kedua bahasa tadi adalah kata kerabat.
Beberapa prosedur yang berkaitan dengan penetapan kata kerabat yaitu:
1)      Gloss yang tidak diperhitungkan (kata-kata kosong atau kata pinjaman)
2)      Pengisolasian morfem terikat
3)      Penetapan kata kerabat
Sebuah pasangan kata dikatakan berkerabat atau memiliki relasi kekerabatan bila memenuhi salah satu ketentuan berikut:
a)      Pasangan kata itu identik
Dikatakan identik apabila pasangan kata itu semua fonemnya sama betul.
b)      Korespondensi Fonemis
Bila perubahan fonemis antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur, serta tinggi frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut dianggap berkerabat.
c)      Kemiripan fonetis
Apabila pasangan kata itu mengandung kemiripan secara fonetis dalam posisi artikulatoris yang sama. Kemiripan secara fonetis yang dimaksud adalah ciri-ciri fonetisnya harus cukup serupa sehingga dapat dianggap sebagai alofon.
d)     Satu fonem berbeda
Apabila pasangan kata itu terdapat perbedaan satu fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya.
c.       menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa
d.      menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinanwaktu pisah yang lebih tepat.
D.    Analisis Leksikostatistik Bahasa Ainu dan Bahasa Basque
Prof. Shiro Hattori memberikan beberapa kata dalam bahasa Ainu dan bahasa Basque beserta dengan artinya. Daftar kosa kata tersebut berjumlah 120 kosa kata. Peneliti menganalisis 120 kosa kata tersebut dan menemukan kosa kata yang bentuk maknanya sama (Gloss) berjumlah 17 kosa kata, seperti yang tertera pada table berikut.
120 Kata Bahasa Ainu dan Basque
NO.
AINU
ENGLISH
BASQUE
ENGLISH
HASIL
1
Tontone
To be bald
Tontordun
Crested, plumed
-
2
Kepsapa
Bald head
Kepireska
Heads or tails
-
3
Aspa
To be deaf
Aspaldiko
Old, ancient
-
4
Papus
Lips
Papar
Breast
-
5
Taspare
To sigh
Asparen
To sigh
+
6
Aske
Hand
Esku
Hand
+
7
Poro monpeh
Thumb
Erpuru
Thumb
-
8
Nok
Testicle
Noka
Familiarity with women
-
9
Pok
Vulva
Puki
Vulva (slang)
+
10
Uka’un
Sexual intercourse
Seukan
To posses, to have
-
11
Meno kupuri
To menstruate
Kopor-kopuri
Goblet, quantity
-
12
Kema
Leg, foot
Kemen
Vigor, strength
-
13
Hera
To limp
Herren
Cripple
-
14
Kiski
Hair
Kizkur
Curly, wavy hair
-
15
Kamihi
Surface of
Kamisoi
Nightgown, the skin
-
16
Tur
Dirt
Lur
Dirt
+
17
Hatcir
To fall (down)
Atzeratu
To fall (back)
-
18
Hotkuku
To stoop
Kukutu
To stoop
-
19
Mokor
Sleep
Makar
Sleep
+
20
Siko
To be born
Zikoina
Stork
-
21
Hetuku
To grow up
Gehitu
To grow up
-
22
Sikup
To grow up
Siku
Miserly
-
23
Sinki
To get tired
Sinkulin
Crying, whining
-
24
Yasumi
To rest
Jaso
To get better
-
25
Tasum
Illness
Eritasum
Illness
+
26
Araka
Illness
Arakatu
To be examined
-
27
Ukikosmare
To sprain
Ukitu
To touch, to affect
-
28
Pirika
To recover
Pirri
Shaky, jittery
-
29
Kusuri
Drug
Kutsu
Infection
-
30
Shuruku
Poison
Shurrut
Gulp, drink
-
31
Okkai
Man
Oka egin
To eat too much
-
32
Meneko
Woman
Eme
Female
-
33
Sukukur
Young man
Sukor
Having a temper
-
34


Kuraia
Strength
0
35
Poro aynu
Adult
Porrokatu
Tired
-
36
Onne kur
old person
Onegi
Benign
-
37


Kurrinka
Moaning
0
38
Ekasi
Old man
Ekarri
To  contribute, provide
-
39
Hutci
Old woman
Hutsikusle
Fault-finding
-
40
Ruhne mah
Old woman
Urrumakatu
To sing a lullaby
-
41
Pon
To be very young
Ponte
Baptismal font
-
42
Ona
Father
Onartzaile
Authority
-
43
Po
Child
Poz
Happiness
--
44
Uriwahnecin
Sibling
Aurride
Sibling
-
45
Irutar
Siblings
Irutara
Three different ways
-
46
Umatakikor
To be sisters
Umatu
To reproduce
-
47
Kok
Son-in-law
Kok
Bellyful
-
48
Aukorespa
To be engaged
Aukeratu
To choose, select
-
49
Usante
To marry
Usantza
Tradition
-
50
Umurek
Married couple
Umotu
To have children
-
51
Ekkur
Guest
Ekuru
Peaceful, peace of mind
-
52
Ipakasnokur
Teacher
Ikaserazi
To teach
-
53
Kusunkur
Enemy
Kuskusean
Spying
-
54
Kotan
Village
-kote
Multiplicity, many
-
55
Porokotan
City
Porrokatu
To destroy
-
56
Sinotusi
Open space
Sinotsu
Strange, unfamiliar
-
57
Oiakunkur
Out of doors
Oian
Forest
-
58
Ankahpaaki
Foreigner
Ankapetu
To trample under foot
-
59
Uraiki
To make war
Jarraiki
To attack
-
60
Kotankoro
Tribal chief
Koroa
Crowned, glorified
-
61
Tono
Official
Tontor
Plumed, feathered
-
62
U’ekari
Meeting
Ekarle
Bringer (of news)
-
63
U’ekarpa
Meeting
Ekarpen
Contribution
-
64
Kotan orake
To go to ruin
Oraka
Financial ruin
-
65
Kiru
To die out
Kirru
Blond
-
66
Sikupu
To perish
Siku
Shriveled up
-
67
Isocise
Jail
Isolamendu
Isolation
-
68
Itah
Language
Itano
Speaking in second person
-
69
Kayo
To cry out
Kaio
Seagull
-
70
Ese
To answer
Esetsi
To argue
-
71
Itasa
Answer
Itaun
Question
-
72
U’uste
To pass along
Uste
Opinion
-
73
Sonko
Information
Esonde
Advice
-
74
Senpir
Backbiting
Senper
Suffering
-
75
Sinititak
To joke
Sinoti
Crazy
-
76
Sunke
Falsehood
Suntsun
Foolish, idiotic
-
77
Esina
To conceal
Esinguratu
To surround, to block
-
78
Etekke
Confidential
Etekin
Profit, wages
-
79
Eramankorka
To pretend
Eramankor
Tolerant, enduring
-
80
Ennuka
To pretend
Enulkeria
Weakness, debility
-
81
Itokpa
To mark
Itoka
Quickly
-
82
Ariki
To come
Ariketa
Assignment, activity
-
83
Koman
To go
Komandante
Commander
-
84
Eson asin
To go away
Esonde
Advice
-
85


Asi
To start, to begin
0
86
Rutu
To move aside
Urrundu
To move away
-
87
Somaketa
To approach
Somaketa
Attention, perception
-
88
Etaras
To stop
Etapa
Stage, stretch
-
89
Kus
To pass through
Kuskusean
To peek, to snoop
-
90
Kaya
Sail
Kaiar
Very large seagull
-
91
Ko’ekari
To encounter
Elkarikusi
To see each other
-
92
Aske’uk
To invite
Aske
Free, independent
-
93
Ekari arki
To go out, to meet
Ekarri
To bring, to provide
-
94
Umusa
To bow
Kilimusi
To bow
-
95
Omonnure
To praise
Omendatu
To praise
-
96
Kokor unpeki
To scold
Gogor egin
To scold
-
97
Ikohka
Punishment
Iko
Hammer
-
98
Ukonkep
Strength, contest
Ukondoka
Elbowing, forcing a way
-
99
Puni
Strength, contest
Puntzet
Sword
-
100
Inospa
To pursue
Inozotu
To be intimidated
-
101
Oskoni
To overtake
Oskol
Armour
-
102
Akkari
To outrun
Akarraldi
To anger
-
103
Ikasuy
To help, assist
Ikastun
Student
-
104
Kukocan
To refuse
Uko egin
To refuse
-
105
Ese
To undertake
Esetsi
To attack, to debate
-
106
Konte
To give
Kontentatu
To please
-
107
Uk
To receive
Ukan
To have
-
108
Ipuni
To distribute
Ipuina
To tell a story
-
109
Esikari
To rob
Esi
Fence, enclosure
-
110
Iska
To steal
Xiztaku
To steal
-
111
Ikoro
Money
Koro
Money
+
112
Pita
To untie, loosen
Pita
Fishing line
-
113
Tekkas
Glove
Teka
Pod, covering
-
114
Atusa
Naked
Atutxa
Better world
-
115
Hantasine
Barefoot
Hankagorri
Barefoot
-
116
Seku
To suck
Sikui
Dry
-
117
Cikaripe
To prepare
Sikatu
To dry
-
118
Hu
Raw, unripe
Huruppa
To swallow
-
119
Eraman
To get used to
Eramanpen
Patience, tolerance
-
120
Peko
Ox
Menpeko
Controlled by
-

Sebagai keterangan dari table di atas menunjukkan bahwa tanda yang peneliti berikan pada table di atas untuk menunjukkan adanya kata gloss yang terdapat pada beberapa bahasa Ainu dan bahasa Basque. Tanda plus menunjukkan bahwa kedua bahasa itu memiliki kesamaan bentuk dan makna serta katanya dicurigai sebagai kata yang kognat atau berkerabat karena memiliki kemiripan dari segi fonem. Tanda minus menunjukkan bahwa kedua kata dari bahasa Ainu dan bahasa Basque ada yang memiliki kemiripan bentuk makna tetapi katanya tidak dicurigai sebagai kata kognat. Dan 0 diberikan kepada kata yang menunjukkan bahwa kata itu tidak memiliki pasangan karena ada beberapa kata dari bahasa Basque yang tidak memiliki pasangan kata pada bahasa Ainu.
17 kota kata bahasa Ainu dan bahasa Basque
No.
Gloss
Ainu
Basque
Hasil
       1.
To sigh
Taspare
Asparen
+
       2.
Hand
Aske
Esku
+
      3.
Thumb
Poro monpeh
Erpuru
-
       4.
Vulva
Pok
Puki
+
       5.
To grow up
Hetuku
Gehitu
-
       6.
Dirt
Tur
Lur
+
       7.
To stoop
Hotkuku
Kukutu
-
       8.
Sleep
Mokor
Makar
+
       9.
Illness
Tasum
Eritasum
+
10.
Sibling
Uriwahnecin
Aurride
-
11.
To bow
Umusa
Kilimusi
-
12.
To praise
Omonnure
Omendatu
-
13.
To scold
Kokor unpeki
Gogor egin
-
14.
To refuse
Kukocan
Uko egin
-
15.
To steal
Iska
Xiskatu
-
16.
Money
Ikoro
Koro
+
17.
Barefoot
Hantasine
Hankagorri
-
Kognat
7

Dari 17 kosa kata tersebut maka diterapkan teknik leksikostatistik untuk mengetahui kekerabatan bahasa karena ada beberapa kata pada table di atas yang dicurigai sebagai kata yang kognat terutama yang diberi tanda plus. Beberapa tahap yang telah ditentukan mengenai teknik leksikostatistik yaitu:
1.      Mengumpulkan kosa kata dasar bahasa kerabat
Metode untuk menentukan kosa kata dasar menurut Keraf (1984: 114) bertolak dari suatu asumsi bahwa perbendaharaan kata dalam suatu bahasa dapat dibedakan dalam dua kelompok yang besar, yaitu:
a.       Kata-kata yang tidak gampang berubah, misalnya kata-kata mengenai anggota tubuh, kata-kata ganti, kata-kata yang menyatakan perasaan, kata-kata yang bertalian dengan cuaca dan alam, kata-kata bilangan, dan kata-kata yang berhubungan dengan perlengkapan rumah tangga yang dianggap ada sejak permulaan. Semua kata-kata tersebut termasuk dalam sebuah kelompok yang disebut kosa kata dasar.
b.      Kata-kata yang mudah berubah yaitu kata-kata yang dipinjamkan kepada/dan dari kebudayaan lain. Misalnya kata: meja, kursi, baju, dan lampu. Kata-kata ini mudah mengalami difui, sebab gampang pula mengalami perubahan. Dan kata-kata seperti itu dimasukkan dalam kelompok kata-kata budaya.
2.      Menghitung kata kerabat
Langkah kedua dalam teknik leksikostatistik yaitu menetapkan kata-kata kerabat, dalam menentapkan kata-kata kerabat hendaknya mengikuti prosedur yang telah ditatapkan oleh Keraf (1984: 127) yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
a.       Gloss yang tidak diperhitungkan
Ada empat langkah yang harus diperhatikan dalam kata-kata gloss tersebut. Pertama, gloss yang tidak diperhitungkan adalah kata-kata kosong, yaitu gloss yang tidak baik dalam salah satu bahasa maupun dalam kedua bahasa. Kedua, semua kata-kata pinjaman entah dari bahasa-bahasa kerabat maupun bahasa-bahasa non-kerabat. Ketiga, kata-kata jadian pada sebuah kata benda atau mengenai sebuah kata benda memperlihatkan bahwa kata itu bukan kata dasar. Keempat, bila dalam gloss ada dua kata yang sama, yang satu merupakan kata dasar dan lain kata jadian maka kata jadian tersebut tidak diperhitungkan.

Dari 17 kata gloss tersebut maka diperoleh 7 kosa kata yang merupakan kata gloss yang diperhitungkan sesuai dengan kriteria gloss dan metode penentuan kata dasar.

7 kosa kata gloss yang diperhitungkan sesuai kriteria
No.
Gloss
Ainu
Basque
Hasil
To sigh
Taspare
Asparen
+
Hand
Aske
Esku
+
Vulva
Pok
Puki
+
Dirt
Tur
Lur
+
Sleep
Mokor
Makar
+
Illness
Tasum
Eritasum
+
Money
Ikoro
Koro
+
Kognat
7

7 kata di atas yang memiliki ciri-ciri yang menunjukkan kata kognat. Kata-kata yang dikeluarkan atau dihilangkan yaitu kata-kata yang diberikan tanda minus tadi karena walaupun bentuk maknanya sama tetapi dari segi fonem tidak dicurigai sebagai kata kognat karena tidak memiliki kemiripan, artinya kata kosong, kata-kata pinjaman, kata jadian pada kata benda, dan kata jadian lain yang menunjukkan bukan kata dasar.
b.      Pengisolasian morfem terikat
Data-data yang telah dikumpulkan tersebut terdapat morfem-morfem terikat, morfem-morfem terikat tersebut harus diisolir terlebih dahulu sebelum mengadakan perbandingan untuk mendapatkan kata-kata kerabat. Tujuan dari pengisoliran ini adalah untuk memudahkan dalam penentuan dan penetapan apakah satu pasangan kata tersebut menunjukkan kesamaan atau tidak karena kata-kata yang ditentukan nantinya adalah kata dasar sehingga harus dicari kata dasarnya terlebih dahulu.
Dari 7 kata yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kriteria gloss, diperoleh 5 kosa kata yang berkerabat. Ada dua kata yang dikeluarkan atau dihilangkan karena termasuk dalam morfem terikat dan bukan kata dasar. Kedua kata tersebut adalah:
-          Pasangan kata Taspare dan Asparen dikeluarkan karena terindikasi bukan merupakan kata dasar, tetapi merupakan morfem terikat. Walaupun bentuk dan maknanya sama.
-          Pasangan kata Tasum dan Eritasum juga dikeluarkan karena terindikasi bukan merupakan kata dasar, tetapi juga merupakan morfem terikat. Walaupun bentuk dan maknanya sama.
Diperoleh 5 kata yang merupakan kata dasar. Kedua pasangan kata yang dihilangkan dihilangkan tersebut, memang merupakan kata gloss yaitu kata yang makna dan bentuknya sama tetapi kedua kata itu bukan merupakan kata dasar, melainkan morfem terikat.
5 kosa kata dasar yang diperhitungkan dari gloss
No.
Gloss
Ainu
Basque
Hasil
Hand
Aske
Esku
+
Vulva
Pok
Puki
+
Dirt
Tur
Lur
+
Sleep
Mokor
Makar
+
Money
Ikoro
Koro
+
Kognat
5

c.       Penetapan kata krabat
Pasangan kata akan dikatakan sebagai kata kerabat bila memenuhi salah satu ketentuan berikut:
1)      Pasangan itu identik
Dari 5 pasang kata dasar tersebut, tidak ada pasangan kata yang semua fonemnya sama betul atau identik
2)      Pasangan itu memiliki korespondensi fonem
Dari 5 pasang kata dasar tersebut, tidak ada pasangan kata yang memiliki korespondensi fonem atau fonemnya berkorespondensi karena korespondensi atau perubahan fonem itu harus berubah secara teratur dan timbal balik, sedangkan perubahan fonem pada kata-kata yang dijumpai dalam bahasa Ainu dan Basque itu berubah hanya dalam satu kata tidak terjadi pada kata yang lain.

3)      Kemiripan secara fonetis
a)      Yang termasuk dalam kemiripan secara fonetis ini yaitu kata [Tur] dan [Lur] kedua kata tersebut memiliki kemiripan dalam posisi artikulatori yaitu fonem /t/ dan fonem /l/ merupakan bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah (apeks) dan gusi (alveolum) atas.
b)      Pasangan kata [Aske] dan [Esku] yaitu memiliki kemiripan secara fonetis, kedua kata tersebut memiliki kemiripan dalam posisi artikulatori yaitu fonem /As/ dengann /Es/ dan fonem /Ke/ dengan /Ku/.
4)      Satu fonem berbeda
a)      Kata [Pok] dan [Puki] dan bahasa Ainu fonem /P/ sama dengan fonem /P/ dalam bahasa Basque, tetapi fonem [Ok] dalam bahasa Ainu berubah menjadi fonem /Uki/ dalam bahasa Basque atau [o] > [u]. Dalam tipe perubahan bunyi disebut proses pengenduran.
b)      Perbedaan satu fonem juga terjadi pada kata [Ikoro] dan kata [Koro]. Pada bahasa Ainu terdapat fonem /i/, tetapi pada bahasa Basque fonem /I/ tersebut hilang atau mengalami pelepasan.
c)      Pasangan kata [Mokor] dan [Makar] yaitu fonem /o/ pada kata [Mokor] berkorespondensi dengan fonem /a/ pada kata [Makar]. Pengorespondensian pada fonem ini terjadi karena terjadinya perubahan bunyi yaitu tipe lenisi atau pelemahan bunyi karena vokal depan dan belakang lebih tinggi atau lebih kuat daripada vokal pusat.

Dari 120 kosa kata dasar tersebut peneliti menentukan 17 kosa kata yang gloss, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa gloss adalah kesamaan bentuk makna dari kosa kata tersebut. Tanda plus dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat tujuh kata yang tidak hanya bentuk maknanya yang sama, tetapi juga secara fonetis memiliki kesamaan sehingga dicurigai sebagai kata kognat. Dan tanda minus menunjukkan bahwa kosa kata dasar tersebut memiliki kesamaan dari segi bentuk makna, tetapi memiliki perbedaan dari segi fonetis.
Setelah menemukan kata gloss yaitu 17 kosa kata, maka langkah selanjutnya sebelum menentukan persentase kekerabatan dari kosa kata tersebut yaitu menentukan kata kerabat dengan teknik leksikostatistik untuk menunjukkan apakah kata yang dicurigai tersebut memang merupakan kata kognat. Dari penerapan teknik leksikostatistik tersebut diperoleh 5 kosa kata dasar yang dianggap dapat menentukan tingkat kekerabatan antara kedua bahasa. Kata kerabat yang dihitung tersebut dengan cara mengeluarkan gloss yang dianggap tidak diperhitungkan dan mengeluarkan kata atau morfem terikat. Setelah kata kerabat tersebut diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menghitung prosentasenya. Cara untuk menghitung persentasinya yaitu dengan rumus kosa kata dasar dibagi dengan jumlah kosa kata yang gloss kemudian dikali 100, maka itulah hasil persentasenya.
 5                                          17
X 100% = 29,41%

 


           


Setelah penghitungan tersebut dilakukan, diperoleh hasil persentase sebesar 29, 41%. Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan tingkat kekerabatan atau untuk mengetahui apakah bahasa Ainu dan bahasa Basque itu berkerabat atau tidak dengan melihat besarnya persentase yang diperoleh dan mengaitkannya dengan pengklasifikasian tingkat kekerabatan bahasa. Pengklasifikasian tersebut mengacu pada pendapat Keraf (1984:135) yang membagi tingkat pengklasifikasian tersebut atas 5 bagian. Seperti yang tertera pada table berikut.
Klasifikasi Tingkat Kekerabatan Bahasa
No.
Tingkatan Bahasa
Prosentase Kata Kerabat
Bahasa (Language)
100-81
Keluarga (Family)
81-36
Rumpun (Stock)
36-12
Mikrofilum
12-4
Mesofilum
4-1
Makrofilum
1 kurang dari 1%

E.     Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari 120 kosa kata  yang dianalisis beserta dengan artinya, diperoleh 17 kata yang gloss yaitu sesuai dengan bentuk makna, dan terdapat 5 kosa kata dasar. Selain 5 kosa kata dasar adalah kosa kata yang gloss, juga bukan merupakan morfem terikat  dan tidak hanya sama dari bentuk maknanya, tetapi juga memiliki kemiripan dari segi fonetisnya. Dari analisis kosa kata dasar tersebut juga diperoleh persentase kognat sebesar 29,41% yang menunjukkan pada table pengklasifikasian tersebut bahwa bahasa Ainu dan bahasa Basque itu serumpun (Stock)
DAFTAR PUSTAKA

Fernandez, Inyo Yos. 2013. Linguistik Historis Komparatif: Teori, Metode, Pendekatan, dan Tekniknya. Yogyakarta: Diktat UGM.
Keraf, Goris. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

Nugroho, Wahyu Wiji. 2012. Analisa Data Kosakata Bahasa Ainu dan Basque Shiroo Hattori. [online]. http://wijirocha.blogspot.com/2012/10/analisa-data-kosakata-bahasa-ainu-dan_2157.html. Diakses. 2 November 2014.