Minggu, 08 Februari 2015

Perbedaan Bahasa Anak-anak, Remaja, dan Orang Dewasa Beserta Contohnya

Perbedaan Bahasa Anak-anak, remaja, dan Orang Dewasa Beserta Contohnya

Variasi pengguna bahasa ditinjau dari segi usia dapat dilihat dari rentang kanak-kanak, remaja, dan dewasa (Sumarsono, 2008: 135). Perbedaan usia menyebabkan terjadinya perbedaan bahasa karena memberikan perbedaan atas kelompok masyarakat tersebut.
a  a. Bahasa anak-anak
Bahasa pada anak-anak juga berkaitan dengan tahap pemerolehan bahasa pada anak itu.   Bahasa yang pertama dipelajari dan dikuasai oleh anak adalah bahasa ibunya karena bahasa apapun yang digunakan oleh ibunya, anak akan selalu mendengar, tidak hanya setelah lahir, namun juga sebelum lahir. Seorang anak tidak langsung dapat berbahasa dengan baik seperti setelah dewasa, melainkan ada beberapa tahap yang harus dilaluinya. Anak mulai berbicara pada usia kurang lebih 18 bulan. Tahap awal adalah tahap vokalisasi yaitu anak sudah mulai menghasilkan bunyi tetapi belum diidentifikasi sebagai bunyi bahasa. Prabahasa, anak sudah mulai menghasilkan bunyi yaitu bunyi dekur seperti konsonan dan vokal tinggi, anak juga sudah mengahasilkan celoteh untuk suku kata seperti ma [mama] dan pa [papa]. Semakin beranjak umur anak tersebut, anak sudah mulai menghasilkan satu kata yang berkaitan dengan aktivitas dan lingkungannya. Semakin berproses lebih lanjut, anak sudah mulai mengahsilkan tuturan dalam dua kata ketika berumur 18-20 bulan.
Bahasa yang digunakan oleh anak lebih tidak baku, dan juga menghilangkan fungtor atau kata tugas, kata-kata yang tetap dipertahankan oleh anak adalah kata-kata yang tergolong kontentif atau kata penuh. Penghilangan yang dilakukan oleh anak dianggap sebagai suatu strategi menguasai kaidah tata bahasa berikutnya. Ketika anak sudah berusia 2-3 tahun sudah dapat mengahasilkan ujaran yang telegrafis sebagai awal perkembangan ujaran untuk menyerupai ujaran orang dewasa. Namun, ketika anak berusia 7 tahun yang menandakan bahwa anak harus memulai kehidupan dan pemerolehan bahasa secara lebih kompleks di lingkungan sekolah, dapat menyulitkan anak untuk mempelajari struktur bahasa apabila B1 dan B2 yang menjadi pengantar di sekolah itu berbeda. Tetapi itu hanya bersifat sementara karena lambat laun anak akan terbiasa.
Contoh bahasa anak-anak,
Bahasa yang digunakan oleh anak-anak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang umurnya di atas mereka. Bahasa anak-anak memberlakukan penghilangan fungtor atau kata tugas tadi karena penyederhanaan. Di samping itu, bahasa yang mereka gunakan tetap berkaitan dengan aktivitas yang mereka lakukan, bermain, kegemaran mereka. Misalnya ketika bermain boneka, anak akan berkata, ‘Saya cantik’, ketika anak merasa lapar, anak hanya berkata ‘mama makan’, nah Ibunya sudah memahami bahwa anaknya itu lapar.
  b. Bahasa remaja
Bahasa remaja berkaitan dengan masa remaja yang merupakan masa atau kehidupan manusia yang mengesankan bahkan tidak terlupakan. Bahasa yang digunakan oleh remaja tidak sedikit merupakan bahasa yang mereka produksi sendiri, karena anak sudah mulai mengenal apa yang sebelumnya mereka tidak ketahui, remaja selalu ingin mencoba pengalaman-pengalaman yang belum pernah mereka lakukan, membentuk kelompok-kelompok tertentu, berpetualang, dan juga lingkungan tempat mereka beraktivitas. Dari kesemuanya itu dapat menciptakan bahasa-bahasa tertentu yang berkaitan dengan kelompoknya, tetapi tidak terlepas dari bahasa yang mereka kuasai sebelumnya. Mereka menganggap bahwa bahasa mereka hanya berlaku untuk kelompoknya sehingga itu bersifat rahasia, hanya orang-orang yang tergabung dalam kelompok mereka yang mengerti. 
Contoh bahasa remaja
Bentuk bahasa remaja yang mereka sepakati, yaitu penyisipan konsonan vokal dalam kata yang dipakai yang diletakkan di belakang setiap suku kata, vokal yang di belakang sesuai dengan vokal suku kata yang disisipi, misalnya kata mati disisipin (ma+va+ti+vi) yang jadinya mavativi. Selanjutnya, penggantian suku akhir dengan –sye, suka kata terakhir dihilangkan dan yang diambil hanya suku pertama kemudian ditambahkan –sye, misalnya kata kunci dihilangkan suku terakhirnya menjadi kunsye. Tidak hanya itu, bahasa yang mereka ciptakan juga dapat berupa kata yang hanya mebalik kata tersebut atau membacanya dari belakang, misalnya kata tampan dibalik menjadi nampat.
  c. Bahasa orang dewasa
Bahasa orang dewasa lebih kompleks dan lebih terstruktur sebagaimana bahasa yang telah diperoleh atau dipelajari sebelumnya. Orang dewasa sudah dapat bercerita dengan lebih panjang, sudah mampu mengolah kata dan memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam pergaulan. Pengetahuan akan bahasanya lebih banyak, istilah-istilah yang digunakanpun berbeda dengan remaja karena lebih berkaitan dengan aspek kehidungan, aktivitas, dan juga profesi.  
Contoh bahasa orang dewasa
Orang dewasa beraktivitas di rumah dia sudah mampu menyesuaikan pembicaraan yang dilakukan dengan keluarga dan tidak membawa urusan kantor atau berkaitan dengan profesinya. Tidak hanya itu, bahasa orang dewasa yang lebih berbobot dan terstruktur, menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga terkadang bahasa orang dewasa dapat menjadi contoh untuk orang lain.

Sumarsono. 2008. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar