Kamis, 27 November 2014

Menulis untuk Mengingat

Saya memilih menulis untuk mengingat. Saya mendukung pernyataan bahwa beberapa orang berbakat menyimpan informasi atau pesan di dalam pikiran mereka, tetapi orang-orang berbakat itu tetap memiliki keterbatasan informasi yang dapat mereka simpan atau dapat mereka ingat kembali. Informasi yang mereka dapat ingat tidak sama atau tidak selengkap ketika mereka tulis dan dapat menyebabkan salah ingat. Menulis membantu untuk menyimpan informasi dengan baik. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan atau pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan rangkaian kata yang tersusun rapi. Selain itu, informasi yang kita tulis juga dapat diketahui oleh orang lain dengan membaca tulisan kita. Sesuai dengan pengertian  menulis  yang dikemukakan oleh Sumarjo (dalam Komaidi, 2011: 5)  bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan pikiran atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Booth, dkk. (2008: 14) menyatakan bahwa ketika kita tidak membuat catatan pada apa yang Anda baca, Anda akan cenderung untuk lupa atau lebih buruk lagi, salah ingat. Menurut saya, pernyataan itu benar, karena salah satu kelemahan manusia adalah mengingat. Dan sifat dasar manusia adalah pelupa. Sebagai contoh, ketika kita membaca sebuah buku, informasi yang disampaikan dari buku tersebut belum tentu akan kita ingat dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu menuliskannya untuk membantu kita agar tidak lupa atau salah ingat. Penyebab kita sering lupa adalah karena keterbatasan memori otak kita untuk mengingat dan juga beberapa kata baru yang sulit untuk diingat sehingga mengharuskan kita untuk menulisnya.  
Manusia tidak dapat mengingat secara tepat dan lengkap seperti apa adanya, sehingga terkadang informasi yang tersampaikan akan berbeda. Sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa ingatan manusia itu terbatas. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkannya, sebagaimana dikemukakan oleh Walgito (2004: 155) bahwa penyebabnya adalah cara memasukkan informasi tersebut kurang tepat, ada kecerobohan pada waktu mempersepsi atau pada waktu belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dapat pula karena retensi yang kurang baik, dan dapat juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali ingatan itu.
Selain karena memory seseorang terbatas, ingatan itu juga dipengaruhi oleh kata itu sendiri yang sulit untuk diingat. Kriteria kata yang sulit diingat itu adalah kata tersebut merupakan hal baru yang kita dengarkan, penyebab lain karena kata tersebut merupakan gugus konsonan atau dengan kata lain, kata tersebut terdiri dari beberapa konsonan yang berderet sehingga untuk menyebutnya saja susah apalagi untuk mengingatnya. Tidak hanya itu, kata tersebut termasuk sulit karena baru didengar atau asing sehingga harus ditulis untuk membantu mengingat kata tersebut.
Dari beberapa hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tulisan dapat membantu kita mengingat. Sebagaimana salah satu manfaat menulis yang dikemukakan oleh Pennabaker (dalam Komaidi, 2011: 10) bahwa menulis membantu mengingat dan mendapatkan informasi baru sehingga dapat diinformasikan kepada orang lain secara lebih luas. Aktifitas menulis dapat melatih penulis untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis sehingga memudahkan penulis menyampaikan pendapat atau pemikiran kepada orang lain. sehingga kekeliruan yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Demikian pula, jika hari ini kita memiliki ide tantang sesuatu , maka kita perlu menuliskannya, apabila kita membutuhkannya suatu hari nanti. Sehingga informasi yang lama masih tetap dapat tersampaikan dengan baik. Ingatan berkaitan dengan learning, retention, dan remembering sehingga kita tidak hanya memasukkannya begitu saja ke dalam ingatan kita tanpa memperhatikan bagaimana kita menimbulkannya kembali, sehingga menurut saya yang lebih efektif adalah dengan menuliskannya. Menulis dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, sehingga menulis harus dibiasakan dari sekarang karena apapun dapat ditulis.

Booth, dkk. 2008. The Graft of Research. London: The University of Chicago Press.
Komaidi, Didik. 2011. Menulis Kreatif. Yogyakarta: Sabda Media.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar