Saya
memilih menulis untuk mengingat. Saya mendukung pernyataan bahwa beberapa orang
berbakat menyimpan informasi atau pesan di dalam pikiran mereka, tetapi
orang-orang berbakat itu tetap memiliki keterbatasan informasi yang dapat
mereka simpan atau dapat mereka ingat kembali. Informasi yang mereka dapat
ingat tidak sama atau tidak selengkap ketika mereka tulis dan dapat menyebabkan
salah ingat. Menulis membantu untuk menyimpan informasi dengan baik. Menulis
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia. Menulis merupakan
kegiatan yang produktif dan ekspresif dengan cara mengungkapkan gagasan atau
pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan rangkaian kata yang tersusun rapi.
Selain itu, informasi yang kita tulis juga dapat diketahui oleh orang lain dengan
membaca tulisan kita. Sesuai dengan pengertian
menulis yang dikemukakan oleh
Sumarjo (dalam Komaidi, 2011: 5) bahwa
menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Menulis
juga dapat diartikan sebagai ungkapan pikiran atau ekspresi perasaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan.
Booth,
dkk. (2008: 14) menyatakan bahwa ketika kita tidak membuat catatan pada apa
yang Anda baca, Anda akan cenderung untuk lupa atau lebih buruk lagi, salah
ingat. Menurut saya, pernyataan itu benar, karena salah satu kelemahan manusia
adalah mengingat. Dan sifat dasar manusia adalah pelupa. Sebagai contoh, ketika
kita membaca sebuah buku, informasi yang disampaikan dari buku tersebut belum
tentu akan kita ingat dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu menuliskannya
untuk membantu kita agar tidak lupa atau salah ingat. Penyebab kita sering lupa
adalah karena keterbatasan memori otak kita untuk mengingat dan juga beberapa
kata baru yang sulit untuk diingat sehingga mengharuskan kita untuk menulisnya.
Manusia
tidak dapat mengingat secara tepat dan lengkap seperti apa adanya, sehingga
terkadang informasi yang tersampaikan akan berbeda. Sesuai dengan
eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa
ingatan manusia itu terbatas. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkannya,
sebagaimana dikemukakan oleh Walgito (2004: 155) bahwa penyebabnya adalah cara
memasukkan informasi tersebut kurang tepat, ada kecerobohan pada waktu
mempersepsi atau pada waktu belajar sehingga apa yang diingatnya tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Dapat pula karena retensi yang kurang baik, dan
dapat juga karena gangguan dalam menimbulkan kembali ingatan itu.
Selain
karena memory seseorang terbatas, ingatan itu juga dipengaruhi oleh kata itu
sendiri yang sulit untuk diingat. Kriteria kata yang sulit diingat itu adalah
kata tersebut merupakan hal baru yang kita dengarkan, penyebab lain karena kata
tersebut merupakan gugus konsonan atau dengan kata lain, kata tersebut terdiri
dari beberapa konsonan yang berderet sehingga untuk menyebutnya saja susah
apalagi untuk mengingatnya. Tidak hanya itu, kata tersebut termasuk sulit
karena baru didengar atau asing sehingga harus ditulis untuk membantu mengingat
kata tersebut.
Dari
beberapa hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tulisan dapat membantu kita
mengingat. Sebagaimana salah satu manfaat menulis yang dikemukakan oleh Pennabaker
(dalam Komaidi, 2011: 10) bahwa menulis membantu mengingat dan mendapatkan
informasi baru sehingga dapat diinformasikan kepada orang lain secara lebih
luas. Aktifitas menulis dapat melatih penulis untuk menyusun pemikiran dan
argumen secara runtut, sistematis, dan logis sehingga memudahkan penulis
menyampaikan pendapat atau pemikiran kepada orang lain. sehingga kekeliruan
yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Demikian pula, jika hari ini kita
memiliki ide tantang sesuatu , maka kita perlu menuliskannya, apabila kita
membutuhkannya suatu hari nanti. Sehingga informasi yang lama masih tetap dapat
tersampaikan dengan baik. Ingatan berkaitan dengan learning, retention, dan remembering sehingga kita tidak hanya
memasukkannya begitu saja ke dalam ingatan kita tanpa memperhatikan bagaimana
kita menimbulkannya kembali, sehingga menurut saya yang lebih efektif adalah
dengan menuliskannya. Menulis dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, sehingga
menulis harus dibiasakan dari sekarang karena apapun dapat ditulis.
Booth, dkk. 2008. The Graft of Research.
London: The University of Chicago Press.
Komaidi,
Didik. 2011. Menulis Kreatif.
Yogyakarta: Sabda Media.
Walgito, Bimo. 2004.
Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar