ANALISIS
BAHASA AINU DAN BAHASA BASQUE
SHIRO
HATTORI
A. Pendahuluan
Belahan
bumi ini sangat luas, salah satu yang menunjukkan keluasan itu adalah
terdapatnya ribuan bahasa bahkan jutaan. Setiap daerah yang ada di dunia ini
juga memiliki bahasa yang berbeda. Untuk mendeteksi kekerabatan antarbahasa
yang ada di dunia ini yaitu dengan teknik leksikostatistik yang terdapat dalam
Linguistik Historis Komparatif.
Dalam
buku Linguistik Historis Komparatif (Teori, Metode, Pendekatan, dan Tekniknya)
karangan Fernandez (2013: 1 & 7) dijelaskan bahwa Linguistik Historis
Komparatif (Historical Comparative
Linguistics) seringkali dikenal juga dengan Linguistik Diakronis (Diachronic Linguistics), dalam
Linguistik Indonesia diterjemahkan sebagai “Linguistik Bandingan Historis”.
Masih menurut Fernandez yang menjelaskan tentang objek kajian Linguistik
Komparatif adalah data-data bahasa sekerabat yang digunakan penuturnya yaitu
bahasa dalam pengertian yang khusus (langue)
dan bahasa khusus yang dimaksud adalah bahasa alami yang tercipta dari bunyi
bahasa yang dituturkan oleh alat ucap dan ditangkap oleh alat pendengar. Bidang
kajian linguistic tersebut yang dibandingkan adalah data dari dua bahasa yang
sekerabat yang hidup baik pada masa sekarang dan hubungannya yang relevan dengan
masa lampau dalam relasi kekerabatan dari rumpun bahasa yang sama. Fernandez
mengasumsikan bahwa bahasa-bahasa berkerabat tersebut pada dasarnya berasal
dari bahasa asal yang semula sama dan dalam perkembangannya berubah memencar
menjadi bahasa-bahasa yang berbeda. Dalam kajian Linguistik Komparatif
tersebut, metode yang digunakan yaitu metode komparatif.
Sementara
itu, Verhaar (dalam Fernandez, 2003: 3) mengemukakan bahwa Linguistik
Komparatif merupakan bagian yang integral dari suatu entitas kajian ilmiah di
bidang linguistic yang mengkaji tentang bahasa dan hakikatnya. Sedangkan
menurut Gorys Keraf (1984: 22) Linguistik Bandingan Historis adalah suatu
cabang dari ilmu bahasa yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta
perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut.
Lanjut Keraf bahwa juga mempelajari data-data dari suatu bahasa atau lebih,
sekurang-kurangnya dalam dua periode. Data-data dari suatu bahasa dari dua
periode atau lebih itu diperbandingkan secara cermat untuk memperoleh
kaidah-kaidah perubahan yang terjadi dalam bahasa itu.
Dari
beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Linguistik
Historis Komparatif ini adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji
tentang bahasa terutama membandingkan data dari dua bahasa yang sekerabat atau
memiliki relasi kekerabatan dari rumpun bahasa yang sama sekurang-kurangnya
dalam dua periode atau dengan kata lain melebih satu kurun waktu. Tidak hanya
itu, juga untuk mngetahui perkembangan dalam suatu bahasa. Serta sebab-sebab
terjadinya perubahan, dan bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi.
Dari
kesimpulan mengenai pengertian Linguistik Historis Komparatif tersebut dapat
diketahui bahwa linguistik Historis Komparatif berperan penting dalam bidang linguistik
karena dapat menunjukkan perkembangan dan perubahan terhadap suatu bahasa.
Dari
kesimpulan mengenai hal tersebut sudah dapat diketahui bahwa tujuan dari
Linguistik Historis Komparatif adalah untuk mengetahui relasi kekerabatan dari
suatu bahasa. Tidak hanya itu juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan
perubahan dari suatu bahasa. Gorys Keraf (1984: 23) menjelaskan tujuan dari
Linguistik Bandingan Historis itu dengan sangat jalas. Menurutnya tujuan dari
Linguistik Bandingan Historis terbagi 4, yaitu:
1.
mempersoalkan bahasa-bahasa yang
serumpun dengan mengadakan perbandingan mengenai unsur-unsur yang menunjukkan
kekerabatannya. Bidang-bidang yang digunakan untuk mengadakan perbandingan
semacam itu adalah fonologi dan morfologi.
2.
Mengadakan rekonstruksi bahasa-bahasa
yang ada dewasa ini kepada bahasa-bahasa purba (bahasa-bahasa proto) atau
bahasa-bahasa yang menurunkan bahasa-bahasa kontemporer. Atau dengan kata lain,
Linguistik Bandingan Historis berusaha menentukan bahasa proto yang menurunkan
bahasa-bahasa modern.
3.
Mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa
yang termasuk dalam suatu rumpun bahasa. Bahasa-bahasa yang termasuk dalam sutu
rumpun yang sama belum tentu sama tingkat kekerabatannya atau sama tingkat
kemiripannya satu sama lain.
4.
Linguistik Historis Komparatif juga
berusaha untuk menemukan pusat-pusat penyebaran bahasa-bahasa proto (pusat
penyebaran = Homeland = Centerof Gravity = Negara asal) dari
bahasa-bahasa kerabat, serta menentukan gerak migrasi yang pernah terjadi.
B.
Bahasa
Ainu dan Bahasa Basque
Menurut Prof.
Shiro Hattori yang pernah melakukan penelitian terhadap bahasa Ainu dan bahasa
Basque. Menurutnya, kedua bahasa tersebut memiliki relasi kekerabatan yang
ditunjukkan oleh hasil penelitiannya, bahwa terdapat beberapa kata dalam bahasa
Ainu dan bahasa Basque yang memiliki makna yang sama dan juga memiliki
kemiripan dari segi bentuk katanya.
Penutur
bahasa ini adalah suku Ainu yang tinggal di Hokkaido, Jepang, sertaSakhalin dan Kepulauan Kuril di Russia. Bahasa Ainu tidak memiliki hubungan dengan bahasa Jepang selain dari
sejumlah kosakata yang dipinjam dari bahasa Jepang. Bahasa
ini dulunya diajarkan secara turun temurun melalui tradisi
lisan dan
tidak memiliki bahasa tulisan.
Bahasa Ainu pertama kali ditulis pada abad ke-16 oleh orang Eropa dengan
memakai huruf
Latin dan aksara
Sirilik. Orang Jepang suku Yamato menulis bahasa Ainu
dengan aksara
kana.
Pada zaman
Meiji, misionaris Inggris John Batchelor bersama
peneliti bahasa Ainu Kyōsuke Kindaichi mulai
mendokumentasikan bahasa Ainu. Pada awal abad ke-20, orang suku Ainu mulai
menuliskan sendiri bahasa Ainu dengan memakai huruf Latin. Hingga kini tidak ada undang-undang yang menetapkan bahasa resmi di Jepang. Dalam Konferensi Penduduk Asli di Ainu
Mosir 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan "Bahasa Ainu
sebagai bahasa resmi, dan dalam rangka program wajib belajar, bahasa ini wajib
diajarkan di sekolah. Populasi suku Ainu yang sangat sedikit menyebabkan bahasa
Ainu dimasukkan ke dalam salah satu bahasa
terancam punah. Menurut perkiraan
tahun 1996, hanya ada 15 orang penutur fasih bahasa Ainu dari sekitar
15.000 orang suku Ainu. Menurut
perkiraan yang lain, penutur asli bahasa Ainu yang terakhir di Kepulauan Kuril sudah meninggal
dunia. DiSakhalin, penutur asli
bahasa Ainu diperkirakan sudah punah. Orang yang dapat berbicara bahasa Ainu di
Hokkaido hanya ada kurang dari 10 orang, dan mereka pun rata-rata sudah berusia
di atas 80 tahun. UNESCO pada tahun 2009 memasukkan bahasa Ainu sebagai bahasa dalam
keadaan kritis (critically endangered)
Basque (dalam Basque: Euskara) adalah bahasa yang dituturkan oleh orang
Basque yang mendiami Pyrenea di Utara-Tengah Spanyol dan bersebelahan
kawasan Utara-Barat Perancis. Lebih khususnya,
Basques yang mendudukiwilayah otonom Spanyol yang dikenal sebagai Negeri Basque (Euskadi),
yang mempunyai kepentingan kebudayaan dan otonomi politik. Nama untuk bahasa
dalam Basque Standar adalah euskara; bentuk dialek lain adalah euskera, eskuara dan üskara.
Walaupun geografinya dikelilingi oleh bahasa Indo-Eropa,
Basque dipercaya adalah bahasa
terasing. Ia bukan bahasa Indo-Eropa.
Demikian pula dengan asal usul bahasa mereka. Kebanyakan sarjana menganggap
Basque sebagai bahasa
yang terisolasi. Basque memang
kemudian mengambil sejumlah kosa kata Latin, baik sebelum dan sesudah bahasa
Latin di daerah itu berkembang menjadi bahasa Gascon (sebuah cabang dari bahasa
Occitan) dan Roman
Navarro. Bahasa Basque ditulis dengan
menggunakan abjad Latin.
Huruf khusus yang universal adalah ñ;
kadang-kadang ç dan ü juga digunakan. Bahasa Basque tidak
menggunakan c, q, v, w, y kecuali untuk kata-kata pinjaman;
huruf-huruf ini tidak dianggap sebagai bagian dari abjad Basque.
Metode yang
digunakan dalam menentukan tingkat kekerabatan bahasa yaitu metode komparatif.
Metode komparatif ini adalah suatu metode yang membandingkan data dari dua
bahasa yang sekerabat atau memiliki relasi kekerabatan dari bahasa yang
serumpun dengan tujuan utama untuk mengamati perubahan bahasa tersebut. Metode
komparatif ini memiliki teknik yang terkenal yaitu teknik leksikostatistik.
C.
Leksikostatistik
1.
Pengertian leksikostatistik
Leksikostatistik
menurut Keraf (1984: 121) adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang
lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara
statistic, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan
presentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. Hal senada
juga diungkapkan oleh Fernandez (2013: 42) bahwa leksikostatistik adalah teknik
yang mampu menentukan peringkat kekerabatan antara dua bahasa atau lebih dengan
membandingkan kosa kata dan menentukan peringkat kemiripan yang ada: suatu
teknik untuk melakukan pengelompokan bahasa sekerabat.
2.
Asumsi Dasar Leksikostatistik
Leksikostatistik
memiliki 4 dasar asumsi yang dijelaskan oleh Keraf (1984: 123) yaitu:
a. Sebagian
dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan
bagian lainnya.
b. Retensi
atau ketahanan Kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa.
c. Perubahan
kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.
d. Bila
prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung
waktu pisah kedua bahasa tersebut.
3. Teknik
Leksikostatistik
Teknik
leksikostatistik ini dilakukan dengan beberapa langkah yang masih berdasar pada
pemikiran Keraf (1984: 126). Berikut ini langkah-langkah tersebut:
a. mengumpulkan
kosa kata dasar bahasa sekerabat;
b. menetapkan
pasangan-pasangan mana dari kedua bahasa tadi adalah kata kerabat.
Beberapa prosedur yang
berkaitan dengan penetapan kata kerabat yaitu:
1) Gloss
yang tidak diperhitungkan (kata-kata kosong atau kata pinjaman)
2) Pengisolasian
morfem terikat
3) Penetapan
kata kerabat
Sebuah pasangan kata
dikatakan berkerabat atau memiliki relasi kekerabatan bila memenuhi salah satu
ketentuan berikut:
a) Pasangan
kata itu identik
Dikatakan identik
apabila pasangan kata itu semua fonemnya sama betul.
b) Korespondensi
Fonemis
Bila perubahan fonemis
antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur, serta tinggi
frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut dianggap
berkerabat.
c) Kemiripan
fonetis
Apabila pasangan kata
itu mengandung kemiripan secara fonetis dalam posisi artikulatoris yang sama.
Kemiripan secara fonetis yang dimaksud adalah ciri-ciri fonetisnya harus cukup
serupa sehingga dapat dianggap sebagai alofon.
d) Satu
fonem berbeda
Apabila pasangan kata
itu terdapat perbedaan satu fonem, tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu
terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasukinya.
c. menghitung
usia atau waktu pisah kedua bahasa
d. menghitung
jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinanwaktu pisah yang lebih tepat.
D.
Analisis
Leksikostatistik Bahasa Ainu dan Bahasa Basque
Prof. Shiro Hattori
memberikan beberapa kata dalam bahasa Ainu dan bahasa Basque beserta dengan
artinya. Daftar kosa kata tersebut berjumlah 120 kosa kata. Peneliti
menganalisis 120 kosa kata tersebut dan menemukan kosa kata yang bentuk
maknanya sama (Gloss) berjumlah 17 kosa kata, seperti yang tertera pada table
berikut.
120
Kata Bahasa Ainu dan Basque
NO.
|
AINU
|
ENGLISH
|
BASQUE
|
ENGLISH
|
HASIL
|
1
|
Tontone
|
To
be bald
|
Tontordun
|
Crested,
plumed
|
-
|
2
|
Kepsapa
|
Bald
head
|
Kepireska
|
Heads
or tails
|
-
|
3
|
Aspa
|
To
be deaf
|
Aspaldiko
|
Old,
ancient
|
-
|
4
|
Papus
|
Lips
|
Papar
|
Breast
|
-
|
5
|
Taspare
|
To
sigh
|
Asparen
|
To
sigh
|
+
|
6
|
Aske
|
Hand
|
Esku
|
Hand
|
+
|
7
|
Poro
monpeh
|
Thumb
|
Erpuru
|
Thumb
|
-
|
8
|
Nok
|
Testicle
|
Noka
|
Familiarity
with women
|
-
|
9
|
Pok
|
Vulva
|
Puki
|
Vulva
(slang)
|
+
|
10
|
Uka’un
|
Sexual
intercourse
|
Seukan
|
To
posses, to have
|
-
|
11
|
Meno
kupuri
|
To
menstruate
|
Kopor-kopuri
|
Goblet,
quantity
|
-
|
12
|
Kema
|
Leg,
foot
|
Kemen
|
Vigor,
strength
|
-
|
13
|
Hera
|
To
limp
|
Herren
|
Cripple
|
-
|
14
|
Kiski
|
Hair
|
Kizkur
|
Curly,
wavy hair
|
-
|
15
|
Kamihi
|
Surface
of
|
Kamisoi
|
Nightgown,
the skin
|
-
|
16
|
Tur
|
Dirt
|
Lur
|
Dirt
|
+
|
17
|
Hatcir
|
To
fall (down)
|
Atzeratu
|
To
fall (back)
|
-
|
18
|
Hotkuku
|
To
stoop
|
Kukutu
|
To
stoop
|
-
|
19
|
Mokor
|
Sleep
|
Makar
|
Sleep
|
+
|
20
|
Siko
|
To
be born
|
Zikoina
|
Stork
|
-
|
21
|
Hetuku
|
To
grow up
|
Gehitu
|
To
grow up
|
-
|
22
|
Sikup
|
To
grow up
|
Siku
|
Miserly
|
-
|
23
|
Sinki
|
To
get tired
|
Sinkulin
|
Crying,
whining
|
-
|
24
|
Yasumi
|
To
rest
|
Jaso
|
To
get better
|
-
|
25
|
Tasum
|
Illness
|
Eritasum
|
Illness
|
+
|
26
|
Araka
|
Illness
|
Arakatu
|
To
be examined
|
-
|
27
|
Ukikosmare
|
To
sprain
|
Ukitu
|
To
touch, to affect
|
-
|
28
|
Pirika
|
To
recover
|
Pirri
|
Shaky,
jittery
|
-
|
29
|
Kusuri
|
Drug
|
Kutsu
|
Infection
|
-
|
30
|
Shuruku
|
Poison
|
Shurrut
|
Gulp,
drink
|
-
|
31
|
Okkai
|
Man
|
Oka
egin
|
To
eat too much
|
-
|
32
|
Meneko
|
Woman
|
Eme
|
Female
|
-
|
33
|
Sukukur
|
Young
man
|
Sukor
|
Having
a temper
|
-
|
34
|
|
|
Kuraia
|
Strength
|
0
|
35
|
Poro
aynu
|
Adult
|
Porrokatu
|
Tired
|
-
|
36
|
Onne
kur
|
old
person
|
Onegi
|
Benign
|
-
|
37
|
|
|
Kurrinka
|
Moaning
|
0
|
38
|
Ekasi
|
Old
man
|
Ekarri
|
To contribute, provide
|
-
|
39
|
Hutci
|
Old
woman
|
Hutsikusle
|
Fault-finding
|
-
|
40
|
Ruhne
mah
|
Old
woman
|
Urrumakatu
|
To
sing a lullaby
|
-
|
41
|
Pon
|
To
be very young
|
Ponte
|
Baptismal
font
|
-
|
42
|
Ona
|
Father
|
Onartzaile
|
Authority
|
-
|
43
|
Po
|
Child
|
Poz
|
Happiness
|
--
|
44
|
Uriwahnecin
|
Sibling
|
Aurride
|
Sibling
|
-
|
45
|
Irutar
|
Siblings
|
Irutara
|
Three
different ways
|
-
|
46
|
Umatakikor
|
To
be sisters
|
Umatu
|
To
reproduce
|
-
|
47
|
Kok
|
Son-in-law
|
Kok
|
Bellyful
|
-
|
48
|
Aukorespa
|
To
be engaged
|
Aukeratu
|
To
choose, select
|
-
|
49
|
Usante
|
To
marry
|
Usantza
|
Tradition
|
-
|
50
|
Umurek
|
Married
couple
|
Umotu
|
To
have children
|
-
|
51
|
Ekkur
|
Guest
|
Ekuru
|
Peaceful,
peace of mind
|
-
|
52
|
Ipakasnokur
|
Teacher
|
Ikaserazi
|
To
teach
|
-
|
53
|
Kusunkur
|
Enemy
|
Kuskusean
|
Spying
|
-
|
54
|
Kotan
|
Village
|
-kote
|
Multiplicity,
many
|
-
|
55
|
Porokotan
|
City
|
Porrokatu
|
To
destroy
|
-
|
56
|
Sinotusi
|
Open
space
|
Sinotsu
|
Strange,
unfamiliar
|
-
|
57
|
Oiakunkur
|
Out
of doors
|
Oian
|
Forest
|
-
|
58
|
Ankahpaaki
|
Foreigner
|
Ankapetu
|
To
trample under foot
|
-
|
59
|
Uraiki
|
To
make war
|
Jarraiki
|
To
attack
|
-
|
60
|
Kotankoro
|
Tribal
chief
|
Koroa
|
Crowned,
glorified
|
-
|
61
|
Tono
|
Official
|
Tontor
|
Plumed,
feathered
|
-
|
62
|
U’ekari
|
Meeting
|
Ekarle
|
Bringer
(of news)
|
-
|
63
|
U’ekarpa
|
Meeting
|
Ekarpen
|
Contribution
|
-
|
64
|
Kotan
orake
|
To
go to ruin
|
Oraka
|
Financial
ruin
|
-
|
65
|
Kiru
|
To
die out
|
Kirru
|
Blond
|
-
|
66
|
Sikupu
|
To
perish
|
Siku
|
Shriveled
up
|
-
|
67
|
Isocise
|
Jail
|
Isolamendu
|
Isolation
|
-
|
68
|
Itah
|
Language
|
Itano
|
Speaking
in second person
|
-
|
69
|
Kayo
|
To
cry out
|
Kaio
|
Seagull
|
-
|
70
|
Ese
|
To
answer
|
Esetsi
|
To
argue
|
-
|
71
|
Itasa
|
Answer
|
Itaun
|
Question
|
-
|
72
|
U’uste
|
To
pass along
|
Uste
|
Opinion
|
-
|
73
|
Sonko
|
Information
|
Esonde
|
Advice
|
-
|
74
|
Senpir
|
Backbiting
|
Senper
|
Suffering
|
-
|
75
|
Sinititak
|
To
joke
|
Sinoti
|
Crazy
|
-
|
76
|
Sunke
|
Falsehood
|
Suntsun
|
Foolish,
idiotic
|
-
|
77
|
Esina
|
To
conceal
|
Esinguratu
|
To
surround, to block
|
-
|
78
|
Etekke
|
Confidential
|
Etekin
|
Profit,
wages
|
-
|
79
|
Eramankorka
|
To
pretend
|
Eramankor
|
Tolerant,
enduring
|
-
|
80
|
Ennuka
|
To
pretend
|
Enulkeria
|
Weakness,
debility
|
-
|
81
|
Itokpa
|
To
mark
|
Itoka
|
Quickly
|
-
|
82
|
Ariki
|
To
come
|
Ariketa
|
Assignment,
activity
|
-
|
83
|
Koman
|
To
go
|
Komandante
|
Commander
|
-
|
84
|
Eson
asin
|
To
go away
|
Esonde
|
Advice
|
-
|
85
|
|
|
Asi
|
To
start, to begin
|
0
|
86
|
Rutu
|
To
move aside
|
Urrundu
|
To
move away
|
-
|
87
|
Somaketa
|
To
approach
|
Somaketa
|
Attention,
perception
|
-
|
88
|
Etaras
|
To
stop
|
Etapa
|
Stage,
stretch
|
-
|
89
|
Kus
|
To
pass through
|
Kuskusean
|
To
peek, to snoop
|
-
|
90
|
Kaya
|
Sail
|
Kaiar
|
Very
large seagull
|
-
|
91
|
Ko’ekari
|
To
encounter
|
Elkarikusi
|
To
see each other
|
-
|
92
|
Aske’uk
|
To
invite
|
Aske
|
Free,
independent
|
-
|
93
|
Ekari
arki
|
To
go out, to meet
|
Ekarri
|
To
bring, to provide
|
-
|
94
|
Umusa
|
To
bow
|
Kilimusi
|
To
bow
|
-
|
95
|
Omonnure
|
To
praise
|
Omendatu
|
To
praise
|
-
|
96
|
Kokor
unpeki
|
To
scold
|
Gogor
egin
|
To
scold
|
-
|
97
|
Ikohka
|
Punishment
|
Iko
|
Hammer
|
-
|
98
|
Ukonkep
|
Strength,
contest
|
Ukondoka
|
Elbowing,
forcing a way
|
-
|
99
|
Puni
|
Strength,
contest
|
Puntzet
|
Sword
|
-
|
100
|
Inospa
|
To
pursue
|
Inozotu
|
To
be intimidated
|
-
|
101
|
Oskoni
|
To
overtake
|
Oskol
|
Armour
|
-
|
102
|
Akkari
|
To
outrun
|
Akarraldi
|
To
anger
|
-
|
103
|
Ikasuy
|
To
help, assist
|
Ikastun
|
Student
|
-
|
104
|
Kukocan
|
To
refuse
|
Uko
egin
|
To
refuse
|
-
|
105
|
Ese
|
To
undertake
|
Esetsi
|
To
attack, to debate
|
-
|
106
|
Konte
|
To
give
|
Kontentatu
|
To
please
|
-
|
107
|
Uk
|
To
receive
|
Ukan
|
To
have
|
-
|
108
|
Ipuni
|
To
distribute
|
Ipuina
|
To
tell a story
|
-
|
109
|
Esikari
|
To
rob
|
Esi
|
Fence,
enclosure
|
-
|
110
|
Iska
|
To
steal
|
Xiztaku
|
To
steal
|
-
|
111
|
Ikoro
|
Money
|
Koro
|
Money
|
+
|
112
|
Pita
|
To
untie, loosen
|
Pita
|
Fishing
line
|
-
|
113
|
Tekkas
|
Glove
|
Teka
|
Pod,
covering
|
-
|
114
|
Atusa
|
Naked
|
Atutxa
|
Better
world
|
-
|
115
|
Hantasine
|
Barefoot
|
Hankagorri
|
Barefoot
|
-
|
116
|
Seku
|
To
suck
|
Sikui
|
Dry
|
-
|
117
|
Cikaripe
|
To
prepare
|
Sikatu
|
To
dry
|
-
|
118
|
Hu
|
Raw,
unripe
|
Huruppa
|
To
swallow
|
-
|
119
|
Eraman
|
To
get used to
|
Eramanpen
|
Patience,
tolerance
|
-
|
120
|
Peko
|
Ox
|
Menpeko
|
Controlled
by
|
-
|
Sebagai
keterangan dari table di atas menunjukkan bahwa tanda yang peneliti berikan
pada table di atas untuk menunjukkan adanya kata gloss yang terdapat pada
beberapa bahasa Ainu dan bahasa Basque. Tanda plus menunjukkan bahwa kedua bahasa itu memiliki kesamaan bentuk
dan makna serta katanya dicurigai sebagai kata yang kognat atau berkerabat
karena memiliki kemiripan dari segi fonem. Tanda minus menunjukkan bahwa kedua kata dari bahasa Ainu dan bahasa
Basque ada yang memiliki kemiripan bentuk makna tetapi katanya tidak dicurigai
sebagai kata kognat. Dan 0 diberikan kepada kata yang menunjukkan bahwa kata
itu tidak memiliki pasangan karena ada beberapa kata dari bahasa Basque yang
tidak memiliki pasangan kata pada bahasa Ainu.
17 kota kata bahasa Ainu dan bahasa
Basque
No.
|
Gloss
|
Ainu
|
Basque
|
Hasil
|
1.
|
To sigh
|
Taspare
|
Asparen
|
+
|
2.
|
Hand
|
Aske
|
Esku
|
+
|
3.
|
Thumb
|
Poro monpeh
|
Erpuru
|
-
|
4.
|
Vulva
|
Pok
|
Puki
|
+
|
5.
|
To grow up
|
Hetuku
|
Gehitu
|
-
|
6.
|
Dirt
|
Tur
|
Lur
|
+
|
7.
|
To stoop
|
Hotkuku
|
Kukutu
|
-
|
8.
|
Sleep
|
Mokor
|
Makar
|
+
|
9.
|
Illness
|
Tasum
|
Eritasum
|
+
|
10.
|
Sibling
|
Uriwahnecin
|
Aurride
|
-
|
11.
|
To bow
|
Umusa
|
Kilimusi
|
-
|
12.
|
To praise
|
Omonnure
|
Omendatu
|
-
|
13.
|
To scold
|
Kokor unpeki
|
Gogor egin
|
-
|
14.
|
To refuse
|
Kukocan
|
Uko egin
|
-
|
15.
|
To steal
|
Iska
|
Xiskatu
|
-
|
16.
|
Money
|
Ikoro
|
Koro
|
+
|
17.
|
Barefoot
|
Hantasine
|
Hankagorri
|
-
|
Kognat
|
7
|
Dari
17 kosa kata tersebut maka diterapkan teknik leksikostatistik untuk mengetahui
kekerabatan bahasa karena ada beberapa kata pada table di atas yang dicurigai
sebagai kata yang kognat terutama yang diberi tanda plus. Beberapa tahap yang telah ditentukan mengenai teknik
leksikostatistik yaitu:
1. Mengumpulkan
kosa kata dasar bahasa kerabat
Metode untuk menentukan
kosa kata dasar menurut Keraf (1984: 114) bertolak dari suatu asumsi bahwa
perbendaharaan kata dalam suatu bahasa dapat dibedakan dalam dua kelompok yang
besar, yaitu:
a. Kata-kata
yang tidak gampang berubah, misalnya kata-kata mengenai anggota tubuh,
kata-kata ganti, kata-kata yang menyatakan perasaan, kata-kata yang bertalian
dengan cuaca dan alam, kata-kata bilangan, dan kata-kata yang berhubungan
dengan perlengkapan rumah tangga yang dianggap ada sejak permulaan. Semua
kata-kata tersebut termasuk dalam sebuah kelompok yang disebut kosa kata dasar.
b. Kata-kata
yang mudah berubah yaitu kata-kata yang dipinjamkan kepada/dan dari kebudayaan
lain. Misalnya kata: meja, kursi, baju, dan lampu. Kata-kata ini mudah
mengalami difui, sebab gampang pula mengalami perubahan. Dan kata-kata seperti
itu dimasukkan dalam kelompok kata-kata
budaya.
2. Menghitung
kata kerabat
Langkah kedua dalam
teknik leksikostatistik yaitu menetapkan kata-kata kerabat, dalam menentapkan
kata-kata kerabat hendaknya mengikuti prosedur yang telah ditatapkan oleh Keraf
(1984: 127) yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Gloss
yang tidak diperhitungkan
Ada
empat langkah yang harus diperhatikan dalam kata-kata gloss tersebut. Pertama,
gloss yang tidak diperhitungkan adalah kata-kata kosong, yaitu gloss yang tidak
baik dalam salah satu bahasa maupun dalam kedua bahasa. Kedua, semua kata-kata
pinjaman entah dari bahasa-bahasa kerabat maupun bahasa-bahasa non-kerabat.
Ketiga, kata-kata jadian pada sebuah kata benda atau mengenai sebuah kata benda
memperlihatkan bahwa kata itu bukan kata dasar. Keempat, bila dalam gloss ada
dua kata yang sama, yang satu merupakan kata dasar dan lain kata jadian maka
kata jadian tersebut tidak diperhitungkan.
Dari
17 kata gloss tersebut maka diperoleh 7 kosa kata yang merupakan kata gloss
yang diperhitungkan sesuai dengan kriteria gloss dan metode penentuan kata
dasar.
7 kosa kata gloss yang diperhitungkan
sesuai kriteria
No.
|
Gloss
|
Ainu
|
Basque
|
Hasil
|
To sigh
|
Taspare
|
Asparen
|
+
|
|
Hand
|
Aske
|
Esku
|
+
|
|
Vulva
|
Pok
|
Puki
|
+
|
|
Dirt
|
Tur
|
Lur
|
+
|
|
Sleep
|
Mokor
|
Makar
|
+
|
|
Illness
|
Tasum
|
Eritasum
|
+
|
|
Money
|
Ikoro
|
Koro
|
+
|
|
Kognat
|
7
|
7
kata di atas yang memiliki ciri-ciri yang menunjukkan kata kognat. Kata-kata
yang dikeluarkan atau dihilangkan yaitu kata-kata yang diberikan tanda minus tadi karena walaupun bentuk
maknanya sama tetapi dari segi fonem tidak dicurigai sebagai kata kognat karena
tidak memiliki kemiripan, artinya kata kosong, kata-kata pinjaman, kata jadian
pada kata benda, dan kata jadian lain yang menunjukkan bukan kata dasar.
b. Pengisolasian
morfem terikat
Data-data yang telah dikumpulkan tersebut terdapat
morfem-morfem terikat, morfem-morfem terikat tersebut harus diisolir terlebih
dahulu sebelum mengadakan perbandingan untuk mendapatkan kata-kata kerabat.
Tujuan dari pengisoliran ini adalah untuk memudahkan dalam penentuan dan
penetapan apakah satu pasangan kata tersebut menunjukkan kesamaan atau tidak
karena kata-kata yang ditentukan nantinya adalah kata dasar sehingga harus
dicari kata dasarnya terlebih dahulu.
Dari 7 kata yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan kriteria gloss, diperoleh 5 kosa kata yang berkerabat. Ada dua kata
yang dikeluarkan atau dihilangkan karena termasuk dalam morfem terikat dan
bukan kata dasar. Kedua kata tersebut adalah:
-
Pasangan kata Taspare dan Asparen dikeluarkan
karena terindikasi bukan merupakan kata dasar, tetapi merupakan morfem terikat.
Walaupun bentuk dan maknanya sama.
-
Pasangan kata Tasum dan Eritasum juga dikeluarkan karena terindikasi bukan
merupakan kata dasar, tetapi juga merupakan morfem terikat. Walaupun bentuk dan
maknanya sama.
Diperoleh 5 kata yang merupakan kata dasar. Kedua
pasangan kata yang dihilangkan dihilangkan tersebut, memang merupakan kata
gloss yaitu kata yang makna dan bentuknya sama tetapi kedua kata itu bukan
merupakan kata dasar, melainkan morfem terikat.
5 kosa kata dasar yang
diperhitungkan dari gloss
No.
|
Gloss
|
Ainu
|
Basque
|
Hasil
|
Hand
|
Aske
|
Esku
|
+
|
|
Vulva
|
Pok
|
Puki
|
+
|
|
Dirt
|
Tur
|
Lur
|
+
|
|
Sleep
|
Mokor
|
Makar
|
+
|
|
Money
|
Ikoro
|
Koro
|
+
|
|
Kognat
|
5
|
c. Penetapan
kata krabat
Pasangan kata akan
dikatakan sebagai kata kerabat bila memenuhi salah satu ketentuan berikut:
1) Pasangan
itu identik
Dari
5 pasang kata dasar tersebut, tidak ada pasangan kata yang semua fonemnya sama
betul atau identik
2) Pasangan
itu memiliki korespondensi fonem
Dari
5 pasang kata dasar tersebut, tidak ada pasangan kata yang memiliki
korespondensi fonem atau fonemnya berkorespondensi karena korespondensi atau
perubahan fonem itu harus berubah secara teratur dan timbal balik, sedangkan
perubahan fonem pada kata-kata yang dijumpai dalam bahasa Ainu dan Basque itu
berubah hanya dalam satu kata tidak terjadi pada kata yang lain.
3) Kemiripan
secara fonetis
a) Yang
termasuk dalam kemiripan secara fonetis ini yaitu kata [Tur] dan [Lur] kedua
kata tersebut memiliki kemiripan dalam posisi artikulatori yaitu fonem /t/ dan
fonem /l/ merupakan bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah (apeks)
dan gusi (alveolum) atas.
b) Pasangan
kata [Aske] dan [Esku] yaitu memiliki kemiripan secara fonetis, kedua kata
tersebut memiliki kemiripan dalam posisi artikulatori yaitu fonem /As/ dengann
/Es/ dan fonem /Ke/ dengan /Ku/.
4) Satu
fonem berbeda
a) Kata
[Pok] dan [Puki] dan bahasa Ainu fonem /P/ sama dengan fonem /P/ dalam bahasa
Basque, tetapi fonem [Ok] dalam bahasa Ainu berubah menjadi fonem /Uki/ dalam
bahasa Basque atau [o] > [u]. Dalam tipe perubahan bunyi disebut proses
pengenduran.
b) Perbedaan
satu fonem juga terjadi pada kata [Ikoro] dan kata [Koro]. Pada bahasa Ainu
terdapat fonem /i/, tetapi pada bahasa Basque fonem /I/ tersebut hilang atau
mengalami pelepasan.
c) Pasangan
kata [Mokor] dan [Makar] yaitu fonem /o/ pada kata [Mokor] berkorespondensi
dengan fonem /a/ pada kata [Makar]. Pengorespondensian pada fonem ini terjadi
karena terjadinya perubahan bunyi yaitu tipe lenisi atau pelemahan bunyi karena vokal depan dan belakang lebih
tinggi atau lebih kuat daripada vokal pusat.
Dari
120 kosa kata dasar tersebut peneliti menentukan 17 kosa kata yang gloss,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa gloss adalah kesamaan bentuk
makna dari kosa kata tersebut. Tanda plus
dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat tujuh kata yang tidak hanya
bentuk maknanya yang sama, tetapi juga secara fonetis memiliki kesamaan
sehingga dicurigai sebagai kata kognat. Dan tanda minus menunjukkan bahwa kosa kata dasar tersebut memiliki kesamaan
dari segi bentuk makna, tetapi memiliki perbedaan dari segi fonetis.
Setelah
menemukan kata gloss yaitu 17 kosa kata, maka langkah selanjutnya sebelum
menentukan persentase kekerabatan dari kosa kata tersebut yaitu menentukan kata
kerabat dengan teknik leksikostatistik untuk menunjukkan apakah kata yang
dicurigai tersebut memang merupakan kata kognat. Dari penerapan teknik
leksikostatistik tersebut diperoleh 5 kosa kata dasar yang dianggap dapat
menentukan tingkat kekerabatan antara kedua bahasa. Kata kerabat yang dihitung
tersebut dengan cara mengeluarkan gloss yang dianggap tidak diperhitungkan dan
mengeluarkan kata atau morfem terikat. Setelah kata kerabat tersebut diperoleh
maka langkah selanjutnya adalah menghitung prosentasenya. Cara untuk menghitung
persentasinya yaitu dengan rumus kosa kata dasar dibagi dengan jumlah kosa kata
yang gloss kemudian dikali 100, maka itulah hasil persentasenya.
5
17
|
X 100% = 29,41%
|
Setelah penghitungan tersebut dilakukan,
diperoleh hasil persentase sebesar 29, 41%. Langkah selanjutnya yaitu dengan
menentukan tingkat kekerabatan atau untuk mengetahui apakah bahasa Ainu dan
bahasa Basque itu berkerabat atau tidak dengan melihat besarnya persentase yang
diperoleh dan mengaitkannya dengan pengklasifikasian tingkat kekerabatan
bahasa. Pengklasifikasian tersebut mengacu pada pendapat Keraf (1984:135) yang
membagi tingkat pengklasifikasian tersebut atas 5 bagian. Seperti yang tertera
pada table berikut.
Klasifikasi Tingkat Kekerabatan Bahasa
No.
|
Tingkatan Bahasa
|
Prosentase Kata Kerabat
|
Bahasa (Language)
|
100-81
|
|
Keluarga (Family)
|
81-36
|
|
Rumpun (Stock)
|
36-12
|
|
Mikrofilum
|
12-4
|
|
Mesofilum
|
4-1
|
|
Makrofilum
|
1 kurang dari 1%
|
E. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari 120 kosa
kata yang dianalisis beserta dengan
artinya, diperoleh 17 kata yang gloss yaitu sesuai dengan bentuk makna, dan
terdapat 5 kosa kata dasar. Selain 5 kosa kata dasar adalah kosa kata yang
gloss, juga bukan merupakan morfem terikat dan tidak hanya sama dari bentuk maknanya,
tetapi juga memiliki kemiripan dari segi fonetisnya. Dari analisis kosa kata dasar
tersebut juga diperoleh persentase kognat sebesar 29,41% yang menunjukkan pada
table pengklasifikasian tersebut bahwa bahasa Ainu dan bahasa Basque itu
serumpun (Stock)
DAFTAR
PUSTAKA
Fernandez,
Inyo Yos. 2013. Linguistik Historis
Komparatif: Teori, Metode, Pendekatan, dan Tekniknya. Yogyakarta: Diktat
UGM.
Keraf,
Goris. 1984. Linguistik Bandingan
Historis. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar